Liputan6.com, Jakarta - PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II saat ini tengah membangun hotel bintang 3 di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) sebagai bagian dari pelayanan bandara. Proyek hotel ini rencananya akan selesai Maret 2020 dan dikelola oleh anak usaha PT Angkasa Pura Propertindo.
Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menjelaskan, standar hotel dalam bandara dan menempel gedung terminal merupakan satu kesatuan pelayanan, bukan bisnis yang dikelola secara single portfolio.
"Kalau hotel di bandara itu fasilitas bandara, bukan sekadar bisnisnya AP II. Jadi kalau ditanya untuk apa hotel di bandara ya melayani passenger, wong passenger minta," ungkap dia di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat (24/1/2020).
Advertisement
Baca Juga
Hotel bintang 3 ini nantinya akan memiliki sebanyak 140 kamar. Konstruksi hotel tersebut ditargetkan akan rampung pada Maret 2020 mendatang.
Awaluddin melanjutkan, kehadiran hotel merupakan salah satu syarat pelengkap agar sebuah bandara internasional bisa mendapat rating bintang 5
"Anda mau airport bintang 5, tidak mungkin tidak kamu harus punya hotel. Kalau yang lain kan teman-teman mungkin itu core business-nya atau additional business-nya. Kalau kita cara berpikirnya beda. Hadirnya hotel untuk fasilitas pelayanan bandara, karena kita ini kan mengikuti standarnya Airport Council Internasional, Skytrax," tuturnya.
"Di rekomendasi dia yang berkaitan dengan pelayanan bandara itu harus ada hotel. Jadi Soetta tidak mungkin jadi bandara bintang lima kalau enggak punya Kereta Bandara, hotel, sky train," dia menambahkan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penggabungan Hotel-hotel BUMN
Niat AP II memperlebar sayap bisnis dengan mengelola hotel ini beriringan dengan rencana Menteri BUMN Erick Thohir yang mau melebur kepengurusan hotel-hotel milik perusahaan pelat merah menjadi satu kendali di bawah PT Hotel Indonesia Natour (Inna Group).
Saat ditanya hal tersebut, Awaluddin tak menutup kemungkinan hotel milik pihaknya nanti akan dikendalikan dibawah Inna Group. Bahkan menurutnya, profit yang didapat bisa lebih besar.
"Tapi kalau kemudian itu diintegrasikan dalam sebuah konsep pengelolaan di hotel ya menurut kita malah lebih bagus. Jadi kita bisa mendapatkan pasar di luar bandara dong, jadi bagus," pungkas dia.
Advertisement