Harga Emas Diprediksi Meroket Dipicu Kekhawatiran Wabah Virus Corona

Harga emas telah diuntungkan dari ketakutan virus karena sentimen risk-off yang diciptakan wabah.

oleh Septian Deny diperbarui 27 Jan 2020, 07:00 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2020, 07:00 WIB
Pasar Saham Global Bergejolak, Harga Emas Ikut Turun
Aksi jual terjadi dan kekhawatiran terhadap situasi ekonomi China membuat harga emas turun 0,5 persen menjadi US$ 1.153,60 per ounce.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas diprediksi bakal melonjak pada pekan ini menuju USD 1.600 per ounce. Hal ini didorong oleh pertemuan yang akan digelar Bank Sentra Amerika Serikat (AS) atau The Fed terkait dengan suku bunga dan penyebaran virus Corona di China.

Dikutip dari Kitco, Pada pekan lalu, harga emas berjuang melawan sentimen berisiko tetapi berhasil bertahan di atas level USD 1.550 per ounce dan bahkan naik sekitar 0,8 persen. Februari Comex gold futures diperdagangkan terakhir pada USD 1,572.40, naik 0,45 persen.

Pekan ini, para analis mengawasi dengan cermat keputusan suku bunga Federal Reserve pada Rabu serta penyebaran virus corona dan kemungkinan adanya ketegangan geopolitik baru.

Pada Jumat pekan lalu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengkonfirmasi kasus virus korona baru AS di Chicago. CDC menambahkan bahwa mereka sedang berinvestasi 63 kemungkinan kasus lain karena virus yang kadang mematikan ini menyebar ke AS.

Asisten Ekonom Komoditas Ekonomi Kieran Clancy menyatakan, harga emas telah diuntungkan dari ketakutan virus karena sentimen risk-off yang diciptakan wabah. Namun dia mencatat dampaknya pada harga emas hanya sementara.

“Itu sudah menjadi faktor yang cukup kuat mendukung harga emas. Ini mempromosikan langkah risk-off di pasar, yang biasanya sangat bermanfaat bagi emas. Dan jika keadaan menjadi lebih buruk dari sini, tidak ada alasan untuk curiga bahwa kita tidak akan melihat hal yang sama terjadi lagi," jelas dia.

"Sampai kita mendengar bukti konkret apa pun bahwa virus telah terkandung, itu mungkin akan menjadi salah satu pendorong utama."

Clancy juga mengamati risiko geopolitik, yang masih berlatar belakang dan berpotensi meningkatkan emas sekali lagi.

"Salah satu hal yang paling mengejutkan minggu ini adalah kurangnya reaksi di pasar minyak terhadap peristiwa di Libya dan Irak. Faktor-faktor itu bisa menjadi positif untuk harga emas," katanya.

Clancy juga mengamati risiko geopolitik, yang masih berlatar belakang dan berpotensi kembali meningkatkan harga emas.

"Salah satu hal yang paling mengejutkan minggu ini (pekan lalu) adalah kurangnya reaksi di pasar minyak terhadap peristiwa di Libya dan Irak. Faktor-faktor itu bisa menjadi positif untuk harga emas," ungkap dia.

Harga emas diperkirakan akan berada di kisaran USD 1.550-USD 1.570 per ounce.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pengumuman Suku Bunga The Fed

The Fed
The Fed (www.n-tv.de)

Beberapa rilis makro penting pekan ini, selain dari pengumuman suku bunga Fed, termasuk data perumahan AS yaitu penjualan rumah baru yang dirilis pada Senin dan penjualan rumah yang tertunda yang dirilis Rabu.

Laporan pesanan barang tahan lama AS dan kepercayaan konsumen CB dijadwalkan untuk Selasa. Diikuti oleh angka PDB Q4 AS dan klaim pengangguran pada Kamis. Indeks harga PCE dan pengeluaran pribadi keluar pada Jumat.

Selain itu, Bank of England (BoE) juga akan mengumumkan suku bunga pada hari Kamis, yang akan menandai pertemuan kebijakan moneter terakhir gubernur Mark Carney. Konsensus pasar memproyeksikan untuk bank sentral untuk tetap ditahan dan mempertahankan suku bunga di 0,75 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya