Neraca Dagang Indonesia Defisit USD 0,86 Miliar di Januari 2020

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2020 mengalami defisit sebesar USD 0,86 miliar

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Feb 2020, 11:45 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2020, 11:45 WIB
20161025-Bea-Cukai-Kembangkan-ISRM-untuk-Pangkas-Dwelling-Time-Jakarta-IA
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (25/10). Kebijakan ISRM diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pelayanan dan efektifitas pengawasan dalam proses ekspor-impor. (Liputan6.com/Immaniel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2020 mengalami defisit sebesar USD 0,86 miliar atau setara dengan Rp 864 juta. Defisit ini lebih tipis dibandingkan dengan posisi Januari 2019 yang tercatat sebesar USD 1,06 miliar.

Kepala BPS Suhariyanto menyatakan, nilai laju ekspor pada Januari 2020 tidak seimbang dibandingkan nilai impornya. Hal ini membuat neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit.

Di mana nilai ekspor sebesar USD 13,41 miliar atau turun 7,16 persen dari bulan sebelumnya. Sedangkan impor tercatat sebesar USD 14,28 miliar atau turun 1,60 persen dari Desember 2019.

“Neraca perdagangan Januari 20020 defisit USD 0,86 miliar atau Rp 864 juta lebih kecil dibandingkan Januari 2019. Pada Januari 2019 defisit USD 1,06 miliar," ujarnya dalam konferensi pers di Gedung Pusat BPS, Jakarta, Senin (17/2).

 

Migas dan Non Migas

Kinerja Kerja Ekspor dan Impor Menurun
Suasana bongkar muat peti kemas di Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/10/2019). Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kinerja ekspor dan impor Indonesia pada Agustus 2019 menurun. Total ekspor Indonesia mencapai US$ 14,28 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Secara rinci, Suhariyanto membeberkan pada komoditas migas tercatat minus USD 1,18 miliar. Sedangkan, non migas mengalami surplus sebesar USD 317 juta.

Defisit migas terdiri dari nilai minyak mentah yang mengalami defisit USD 481,1 juta dan hasil minyak defisit USD 935,1 juta. Namun pada gas tercatat surplus USD 235 juta.

Dia berharap, defisit ini pun bisa diatasi dengan berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Salah satunya implementasi B30 yang diyakini dapat menekan neraca perdagangan Indonesia.

"Kalau berbagai kebijakan itu mulus dilapangan neraca perdagangan akan biaik dan surplus," tandas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya