DPR RI Peringatkan Menteri Pertanian Soal Keterbukaan Data

Komisi IV DPR RI memanggil Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo untuk membahas program kerja Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2020.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 17 Feb 2020, 16:30 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2020, 16:30 WIB
Mendag dan Mentan Sidak Pasar Senen
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto (kanan) dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memeriksa cabai saat inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Senen, Jakarta, Senin (3/2/2020). Sidak dilakukan untuk memantau harga bahan pokok yang dijual pedagang. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi IV DPR RI memanggil Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam Rapat Dengar Pendapat untuk membahas program kerja Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2020 pada Senin (17/02/2020).

Dalam rapat tersebut, Ketua Komisi IV DPR Sudin, menyinggung soal transparansi data pada kepemimpinan Menteri Pertanian periode sebelumnya. Komisi IV juga meminta capaian produksi komoditas pertanian disampaikan menggunakan angka yang riil.

"Komisi IV meminta capaian produksi komoditas pertanian disampaikan menggunakan angka yang riil. Bukan data yang diolah untuk tujuan tertentu, sehingga menimbulkan kerancuan di masyarakat," ucap Sudin.

Sudin menjelaskan agar Menteri Pertanian dapat mencermati soal transparansi data. Dengan begitu, data tersebut mencerminkan produksi komoditas pertanian yang realistis.

"Kami meminta kepada Saudara Menteri Pertanian agar mencermati hal di atas dan saya tegaskan, untuk tidak mengulangi lagi kesalahan yang pernah dilakukan pada masa periode lalu," kata dia.

Dalam rapat tersebut, Komisi IV juga meminta agar Kementerian Pertanian melakukan evaluasi pada sejumlah program dan kegiatan yang dilakukan pada periode 2015-2019.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jurus Mentan Turunkan Harga Bawang Putih

Mentan SYL Rangkul Para Senior dan Mantan Menteri untuk Memajukan Pertanian Indonesia
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta izin dan dukungan para mantan menteri dan wakil menteri pertanian era sebelumnya untuk memajukan pertanian Indonesia.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo menggelar operasi pasar murah untuk bawang putih, cabai rawit merah dan cabai merah keriting di Solo, Kamis, 13 Februari 2020. Operasi pasar itu digelar lantaran harga bawang merah di sejumlah daerah di Indonesia mengalami kenaikan hingga Rp80 ribu per kilogram.

Kegiatan operasi pasar murah dipusatkan di Pasar Gede Harjonagoro. Selain itu, Mentan juga melepas mobil yang membawa bawang putih dan cabai rawit merah serta cabai merah keriting ke empat pasar lainnya di Solo, yakni meliputi Pasar Gading, Pasar Rejosari, Pasar Nusukan, dan Pasar Harjodaksino.

Adanya operasi pasar murah itu membuat warga maupun pengunjung pasar rela mengantre untuk mendapatkan bawang merah dengan harga yang lebih murah, yakni Rp30 ribu per kilogram. Sedangkan, harga cabai rawit merah dan cabai merah keriting dibanderol Rp35 ribu per kilogram dan Rp30 ribu kilogram.

Dalam sambutannya, Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa kenaikan harga bawang yang terjadi saat ini sudah terlalu tinggi. Oleh sebab itu, jika tidak ditahan kenaikan harga tersebut bisa menjadi persoalan.

"Terlalu tinggi kan dari Rp30 ribu-Rp40 ribu per kilogram menjadi Rp80 ribu per kilogram," kata dia di Solo, Kamis, 13 Februari 2020.

 

Stok Bawang Putih

Harga Bawang Putih Melonjak
Aktivitas pedagang bawang putih di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu (5/2/2020). Kelangkaan pasokan bawang putih di dalam negeri berimbas tingginya harga komoditas tersebut yang mencapai kisaran Rp 57.500/kilogram. (merdeka.com/magang/ Muhammad Fayyadh)

Kemudian, mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu mengungkapkan bahwa saat ini terdapat stok bawang putih sebanyak 50 ribu ton. Stok bawang putih itu akan mulai dipanen pada akhir Februari ini hingga Maret.

"Kalau begitu sampai dua bulan tidak ada masalah," ujarnya.

Lantas, Syahrul pun berharap persoalan virus corona juga segera selesai. Pasalnya, bawang putih yang didatangkan ke Indonesia berasal dari Tiongkok. Namun, jika ternyata penyebaran virus tersebut tetap terjadi di Tiongkok, ia pun memberikan solusi alternatif bahwa impor bawang putih bisa dilakukan dari negara lain.

"Mudah-mudahan virusnya corona juga selesai. Kalau toh virus corona juga terus terjadi di sana, kita sudah hitung tidak harus ambil (bawang putih) dari tempat virus (Tiongkok), tapi ambil dari India boleh, Amerika juga boleh," ungkapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya