Panen Raya, Bulog Targetkan Mampu Serap Beras Minimal 1,7 Juta Ton

Buwas menyebutkan, Bulog saat ini memiliki sisa stok beras sebanyak 1,7 juta ton.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 19 Feb 2020, 13:45 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2020, 13:45 WIB
Melihat Petani Kulon Progo Panen Padi Menggunakan Mesin
Petani memanen padi jenis IR 54 menggunakan mesin produk China di Galuh, Kulon Progo, Yogyakarta, Kamis (2/2/2020). Mesin yang disewa seharga Rp 500 ribu untuk memanen padi seluas 1.400 meter persegi itu mengefisienkan waktu, tenaga, dan modal dibandingkan tenaga manusia. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog menargetkan dapat menyerap beras minimal 1,7 juta ton pada musim panen raya 2020. Adapun musim panen raya padi pertama diprediksi terjadi pada Maret-April 2020 mendatang.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas mengatakan, awalnya ia memproyeksikan serapan bisa hingga 2,7 juta ton. Namun menurutnya, target tersebut belum memperhitungkan stok yang ada di gudang. 

"Ya diinginkan 2,7 juta ton. Tapi kan saya menghitung riil dengan kemampuan. Kalau ini enggak terserap, artinya enggak bisa keluarkan beras yang ada di kita, maka kita minimal (serap) 1,7 juta ton," ungkapnya di Kantor Perum Bulog, Jakarta, Rabu (19/2/2020).

"Tapi kalau bisa keluarkan beras kita yang 1,7 juta ton, kalau keluar 1 juta ton saja, ya saya bisa serap di atas 2 juta ton," dia menambahkan.

Buwas menyebutkan, Bulog saat ini memiliki sisa stok beras sebanyak 1,7 juta ton. Jumlah tersebut belum banyak berkurang, dan baru akan dikeluarkan bertahap untuk diekspor ke Arab Saudi.

"Sekarang bertahap saya sudah mulai ekspor ke arab. Ekspornya sekarang ini baru 500 ton awal. Untuk awal ini sudah beras packaging, beras renceng yang diminta untuk ukuran 1 kg dan 5 kg," bebernya.

Terkait ketersediaan beras di pasar dalam negeri, Buwas pun memastikan itu tetap aman. Dia kembali menegaskan bahwa Bulog bisa menyerap minimal 1,7 juta ton beras pada musim panen pertama tahun ini.

"Beras sangat aman. Hari ini saya mengurai beras saya yang serapan dalam negeri. Karena 2 bulan lagi saya harus serap, minimal serap 1,7 juta ton. Karena prediksi Mentan (Syahrul Yasin Limpo) itu taun ini yang nanti Maret-April itu kita panennya hampir 7 juta ton," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bulog Ekspor 100 Ton Beras Kemasan ke Arab Saudi

20160216-Sempat Alami Kenaikan Harga, Harga Beras Berangsur Stabil
Pekerja menurunkan beras bulog di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, (16/2). Kementerian Pertanian mencatat harga beras Desember 2014 hingga Januari 2016 memang mengalami kenaikan, namun berangsur turun pada pekan kedua Februari. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) menyebut bakal mengekspor 100 ton beras dalam bentuk kemasan ke Arab Saudi. Rencana dalam minggu-minggu ini beras tersebut sudah siap dikirim ke negara tersebut.

"Iya ke Arab Saudi. Yang diminta itu dulu yang kemasan 5 kg, 1 kg, itu akan kita penuhi karena dia sudah setuju beras dari kita," kata Buwas di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (17/2/2020). 

Buwas menyebut izin ekspor diterima pihaknya baru keluar untuk 5 kontainer atau setara dengan 100 ton. Jumlah izin itu, lebih rendah jika dibandingkan dengan target awal sebesar 8 kointainer.

"Ya izinnya baru bisa 5 kontainer ya segitu dulu. Kurang lebih 20x5 ya 100 ton," kata dia.

Selain Arab Saudi, Perum Bulog juga telah menjajaki tujuan ekspor ke negara-negara lainnya. Mengingat saat ini jumlah stok beras di gudang bulog juga hampir penuh. Apalagi, pada Maret-April mendatang panen raya bakal terjadi dengan serapan mencapai 2,7 juta ton.

"Ada beberapa saya jajaki tapi yang baru putus kan Arab Saudi. Artinya disini sudah ada peluang kita ekspor," tandas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya