Prudential Plc Dituntut Pisahkan Bisnis di Asia dan AS

Manajemen Prudential lebih memprioritaskan pertumbuhan dividen daripada reinvestasi.

oleh Arthur Gideon diperbarui 25 Feb 2020, 18:15 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2020, 18:15 WIB
Prudential Financial (sumber: Prudential Financial)
Prudential Financial (sumber: Prudential Financial)

Liputan6.com, Jakarta Perusahaan aset manajemen asal Amerika Serikat (AS) Third Point LLC, menuntut sejumlah hal kepada Prudential Plc. Saat ini Third Point memegang kurang dari 5 persen saham dan menyandang status sebagai pemegang saham terbesar kedua Prudential Plc.

Third Point mengirim beberapa surat yang ditujukan kepada dewan direksi Prudential. Third Point yang dipimpin investor kawakan Daniel Loeb menuntut Prudential untuk memisahkan bisnis perusahaan di wilayah Asia (PruAsia) dan Amerika (Jackson National Life). Langkah tersebut untuk meningkatkan investasi bisnis di kedua perusahaan tersebut, mengoptimalkan pertumbuhan, dan mendorong valuasi yang lebih tinggi.

Daniel Loeb mengatakan, salah satu keunggulan PruAsia adalah pasar yang menarik di Asia, dengan jejak kaki terkemuka di Asia Tenggara. Hari ini, pasar Asia Tenggara menghasilkan sekitar 60 persen dari total keuntungan PruAsia.

“Kami sangat gembira dengan pertumbuhan jangka pendek di Indonesia dan Malaysia, sebagai dua pasar yang menunjukkan percepatan pertumbuhan dalam beberapa tahun terakhir,” ujar Daniel Loeb dalam siaran pers, Selasa (25/2/2020).

PruAsia adalah penyedia asuransi syariah dan takaful pada pasar Syariah di Indonesia dan Malaysia yang masing-masing mengempit lebih dari 30 persen pangsa pasar di masing-masing segmen.

“Di Indonesia secara khusus, kami telah melihat perubahan strategi kekuatan agendan produk akan mendorong produktivitas ke depan, dan bisa menolong potensi tekanan penjualan jangka pendek di pasar Hong Kong,” tambah Daniel Loeb.

Dalam suratnya, Third Point kecewa terhadap kinerja keuangan Prudential dan mengemukakan tiga alasan agar terjadi pemisahan bisnis di Asia dan AS. Ketiga alasan tersebut adalah;

1. Portofolio bisnis saat ini menghalangi investor untuk memiliki PruAsia

2. Manajemen Prudential lebih memprioritaskan pertumbuhan dividen daripada reinvestasi

3. Struktur perusahaan tidak konsisten dengan strategi Asia-Led.

 

Kekecewaan Third Point

Atas dasar pertimbangan itu, Third Point mendesak direksi Prudential untuk segera mengambil sejumlah tindakan berikut:

1. Membuat dua perusahaan publik yang masing-masing memiliki strategi jangka panjang dengan cara memisahkan Jackson dari PruAsia.

2. Bergeser fokus dari pertumbuhan dividen ke strategi peningkatan valuasi jangka panjang sebagai pusat prioritas.

3. Menghilangkan biaya seperti duplikasi biaya pusat basis operasional dan eksistensi pusat operasional di UK.

4. Memperlengkapi PruAsia dengan kepemimpinan lokal di tingkat manajemen dan dewan dan memperkenalkan skema insentif di Jackson yang bisa menghasilkan valuasi jangka panjang sebagai entitas independen.

Saat ini Daniel Loeb menilai kekuatan agensi Prudential di Asia menjadi keunggulan. Ada lebih dari 325.000 agen Prudential yang tersebar di seluruh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Catatan,

Third Point adalah perusahaan manajemen aset dengan nilai kelolaan senilai USD 14 miliar. Third Point berbasis di New York, AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya