Liputan6.com, Jakarta Pemerintah diingatkan untuk memperhatikan berbagai komoditas pangan di tengah melesunya perekonomian, salah satunya imbas Virus Corona. Komoditas yang dimaksud antara lain gula, beras, kedelai dan lainnya.
Peneliti Senior INDEF Bustanul Arifin mengatakan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menerbitkan Surat Perizinan Impor (SPI) untuk 438.802 ton gula kristal mentah (raw sugar). Kuota impor ini dianggap dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri sampai musim lebaran pada bulan Mei mendatang.
Impor gula dinilai penting meski mendapat penolakan dari petani. Penolakan impor gula oleh petani dianggap wajar lantaran berbarengan dengan musim giling yang maju. Biasanya musim giling berada di bulan Juli-Agustus. Tetapi kali ini musim giling jatuh pada bulan Mei-Juni.
Advertisement
Baca Juga
Dalam kondisi ini Bustanul meyakini petani gula tidak akan dirugikan karena kuota yang diberikan untuk gula ravinasi. Sehingga gula mentah ini akan langsung masuk ke pasar industri untuk dilakukan pengolahan selanjutnya..
"(Gula impor) masuk ke pelaku usaha industri pangan dan minuman karena berbeda segmen," kata Bustanul di Jakarta, Sabtu (7/3/2020).
Sementara itu, gula hasil olahan petani banyak digunakan untuk konsumsi sehari-hari. Meski begitu, kemungkinan adanya kebocoran kuota impor untuk konsumsi tidak bisa dihindarkan. Maka perlu segera diantisipasi potensi kebocoran.
Lebih jauh, dia menilai hal ini dilakukan dalam rangka menghindari kelangkaan gula di pasaran. Apalagi saat ini menjelang musim Ramadan dan Lebaran. "Esensinya jangan sampai langka," kata Bustanul.
Selain gula, kebutuhan pokok lainnya juga harus tetap dikelola dan ditangani dengan baik di tengah kondisi perekonomian yang melesu akibat Virus Corona. Misalnya beras yang menjadi makanan pokok masyarakat.
Guru Besar Ekonomi ini melihat tidak adanya tanda-tanda kelangkaan pada beras. Namun kemungkinan stoknya berkurang masih lebih sedikit baik karena dampak covid-19 maupun menjelang bulan puasa dan Lebaran.
Â
Reporter: Anisyah Alfaqir
Sumber: Merdeka.comÂ
Komoditas Lain
Komoditas lain yang perlu diperhatikan adalah kedelai. Komoditas ini tidak terlalu banyak berpengaruh karena impor dari Amerika masih berjalan.
Begitu juga dengan tepung terigu. Namun, jika terjadi lonjakan harga, maka akan berdampak juga dengan produk turunannya. Sebab tidak ada produsen dalam negeri untuk terigu.
"Produsennya tidak ada, 100 persen impor," kata Bustanul.
Sementara itu, bawang putih sebagai produk strategis perlu jadi perhatian khusus juga. Sebab komoditas bawang putih dan cabai bisa menyumbang inflasi.
Ternyata kata Bustanul memang ada prosedur yang perlu disederhanakan dan kepastiannya harus ditingkatkan. Tujuannya untuk menjaga stabilitas. Sehingga pemerintah perlu jadi responsif terhadap kondisi yang terjadi dan melakukan penyederhanaan sistem.
"Konteksnya kebutuhan pokok dan strategis adalah ketersediaan dan stabilitas harga," tutup Bustanul.
Â
Advertisement