Cegah Penyebaran Corona, Sri Mulyani Tak Salami Pejabat Baru Kemenkeu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melantik 115 pejabat eselon II dan eselon III Kementerian Keuangan.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Mar 2020, 11:45 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2020, 11:45 WIB
Bersama KPK, 3 Menteri Diskusi Bareng Lawan Korupsi
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjadi pembicara dalam acara ‘KPK Mendengar’ di Gedung KPK, Jakarta, Senin (9/12/2019). KPK menggelar peringatan Hakordia 2019 dengan tema “Bersama Melawan Korupsi Mewujudkan Indonesia Maju”. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, melantik Rahayu Puspasari sebagai Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi (KLI) Kementerian Keuangan. Puspa menggantikan Nufransa Wira Sakti yang terlebih dahulu dilantik menjadi Staf Ahli Bidang Pengawasan Pajak Kementerian Keuangan.

Pelantikan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 93/KMK01/UP11/2020 tentang mutasi dan pengangkatan dalam jabatan pimpinan tinggi pratama di lingkungan Kementerian Keuangan.

Pertama di lingkungan Sekretariat Jenderal, yaitu Rahayu Puspasari sebagai Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi.

Kedua di lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), yaitu Lukman Effendi sebagai Direktur Piutang Negara dan Kekayaan Negara Lain-lain. Joko Prihato sebagai Direktur Lelang. Ari Haryono sebagai Kepala Kantor Wilayah DJKN Lampung dan Bengkulu.

Selanjutnya Anugrah Komara dilantik sebagai Kepala Kantor Wilayah DJKN Bali dan Nusa Tenggara. Ekasari Sukadana sebagai Kepala Kantor Wilayah DJKN Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Barat.

Selain melantik enam pejabat eselon II, Sri Mulyani juga melantik sebanyak 110 pejabat pejabat eselon III Kementerian Keuangan. Terdiri dari 109 pejabat di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan satu orang di lingkungan Sekretariat Jenderal.

"Saya Menteri Keuangan dengan ini resmi melantik saudara-saudara dalam jabatan yang baru di lingkungan Kementerian Keuangan. Saya percaya bahwa saudara-saudara akan melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan," kata Sri Mulyani di Aula Mezzanine, Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (9/3).

Namun ada peristiwa berbeda saat pelantikan kali ini. Dalam prosesi pelantikan tersebut, Sri Mulyani sama sekali tak ingin bersalaman dengan seluruh pejabat yang baru dilantik tersebut. Hal itu untuk meminimalisir penyebaran virus corona. Apalagi, dirinya saat ini dalam kondisi tidak sehat.

“Kalau saya batuk, tidak boleh di ruang publik. Kita nanti tidak pakai salam-salaman ya mohon maaf, agar tidak terjadi penularan,” kata Sri Mulyani dalam acara pelantikan.

“Tanpa mengurangi rasa hormat, saya ingin mengucapkan selamat kepada Anda semuanya. Saya tidak melakukan salam-salaman ya,” sambungnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Dampak Corona

Tim dokter melakukan operasi transplantasi paru-paru ganda pada seorang pasien penderita Virus Corona di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China timur, pada 1 Maret 2020. (Xinhua/Rumah Sakit Afiliasi Pertama Fakultas Kedokteran Universitas Zhejiang)
Tim dokter melakukan operasi transplantasi paru-paru ganda pada seorang pasien penderita Virus Corona di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China timur, pada 1 Maret 2020. (Xinhua/Rumah Sakit Afiliasi Pertama Fakultas Kedokteran Universitas Zhejiang)

Sri Mulyani sebelumnya mengatakan, perubahan dan dinamika lingkungan ekonomi global saat ini begitu sangat cepat. Hal itu terjadi karena merebaknya virus corona di berbagai negara yang sekarang sudah menyebar lebih dari 100 negara dengan intensitas dan tingkat penyebarannya yang tinggi.

"Itu adalah dinamika dan perkembangan yang harus mampu Anda baca. Itu artinya apa? untuk Indonesia, untuk masyarakat kita, untuk perekonomian kita untuk kondisi sosial, politik kita dan pada akhirnya ke keuangan negara kita," kata dia.

Dalam upaya meminimalisir dampak virus corona tersebut tidak hanya menjadi tanggung jawab dirinya dan juga jajaran eselon. Namun seluruh jajaran Kementerian Keuangan juga secara bersama-sama wajib membantu dalam merespon dari sisi kebijakan fiskal maupun lainnya.

"Ini adalah problem kita semua di jajaran kepemimpinan Kementerian Keuangan Indonesia. Jadi jajaran Kementerian Keuangan harus mampu memiliki kemampuan membaca dan merespons menggunakan instrumen yang kita miliki, dan kemudian muncul kreativitas untuk bisa menjadi bagian dari solusi," jelas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya