Liputan6.com, Jakarta Mempertimbangkan untuk berbisnis waralaba bisa menjadi hal baik saat ingin memulai usaha. Namun sebelum melangkah lebih jauh, lakukan terlebih dulu riset tentang bisnis ini.
Banyak yang ingin bergelut dengan bisnis waralaba, mengandalkan insting berdasarkan pengalaman dari orang yang sebelumnya sudah memiliki bisnis waralaba.
Padahal, pasti terdapat kejutan-kejutan yang patut jadi perhatian saat berbisnis. Berikut adalah lima hal yang harus diperhatikan dan dihindari saat ingin memiliki bisnis waralaba, seperti melansir laman Forbes, Kamis (19/3/2020).Â
Advertisement
1. Cari contoh atau model
Perhatikan seberapa baik rantai waralaba tersebut secara keseluruhan. Peluang kesuksesan terbaik terletak bila rantai waralaba tersebut sudah terbukti sukses dengan memberikan pertumbuhan pendapatan.Â
Baca Juga
Misalnya, berapa banyak unit yang ditutup dalam beberapa tahun terakhir. Idealnya, tidak ada karena unit yang berkembang dapat dijual kembali kepada pemilik baru.
Periksa juga tuntutan hukum dan informasi apapun soal waralaba dengan detail. Dari informasi tersebut, mungkin bisa mengungkapkan masalah besar yang dapat memengaruhi bisnis.Â
2. Pasar Terlalu Jenuh Atau Tidak Cocok untuk Merek
Kadang-kadang, rantai waralaba bisa sangat bagus, tetapi masih tidak akan menjadi investasi yang baik bila terdapat situasi khusus.
Pastikan untuk melihat semua pesaing di pasar tersebut. Mulai dari jenis bisnis, termasuk unit lain dari merek yang disukai. Berapa banyak lokasi yang sudah dibuka di kota, dan berapa banyak lagi yang direncanakan.
Kadang-kadang, kesuksesan awal pemilik waralaba berkembang secara sangat agresif ke pasar, atau keberhasilan dapat menarik pesaing baru.Â
Pemilik waralaba suka memamerkan unit yang paling sukses. Misalnya, waralaba yogurt dan es krim beku di kota-kota utara mungkin akan bergairah dengan jumlah besar, jumlah waralaba sepanjang tahun yang diposkan di wilayah selatan, tetapi dapat menemukan bahwa penjualan unit mereka sendiri sangat musiman.
3. Waralaba Tidak Bernilai
Berbicara dengan masing-masing pemilik waralaba dapat mengungkapkan berbagai hal. Pastikan untuk memilih beberapa pemilik secara acak, bukan hanya nama pemilik waralaba yang dipilih sendiri untuk mempelajari apa yang sebenarnya terjadi.
Dalam rantai yang sukses, pewaralaba dihargai dan saran mereka sering diterapkan di seluruh rantai. Pemilik waralaba yang diabaikan sering bersatu untuk mencoba agar kekhawatiran didengar, periksa organisasi pemilik waralaba juga diperlukan.Â
Â
4. Pantau dari Waktu ke Waktu
Konsep waralaba itu bagus dan mempelajari seperti apa kehidupan para pengusaha waralaba juga dibutuhkan untuk mengetahui bagaimana menjalankan usaha.
Hal yang dilakukan pemilik usaha sangat bervariasi, seperti mamantau kru yang bekerja selama 10 jam dan terus melakukan promosi usaha.
Banyak pemilik baru berfantasi bahwa mereka akan lepas tangan dari bisnis ini dan keuntungan akan mengalir begitu saja.
Pahami hal itu tidak mungkin, terutama dalam beberapa tahun pertama. Ingat, pekerja umumnya melakukan apa yang diinspeksi bukan yang diharapkan.Â
5. Terikat PeraturanÂ
Saat membeli waralaba artinya membeli sistem yang memiliki aturan, tetapi tiap waralaba bisa memiliki aturan yang berbeda.
Dalam beberapa sistem, seperti melakukan iklan secara paksa dan membeli semua kebutuhan pada pemiliki waralaba.
Untuk seorang pengusaha yang kreatif, mungkin aturan tadi cukup ketat dengan gaya manajemen. Mencari waralaba yang menghargai inovasi dan lebih fleksibel juga perlu agar usaha berjalan lancar.Â
6. Belajar tentang WaralabaÂ
Ada banyak yang perlu diketahui tentang waralaba jika ingin sukses. Ini mengingat banyaknya waralaba yang berkembang, sulit untuk membandingkan penawaran yang ada dan memilih yang terbaik.
Hal ini menyebabkan banyak pengusaha brkonsultasi dengan konsultan waralaba sebelum memutuskan untuk membeli satu unit waralaba.
Konsultan dapat membantu untuk memahami hal yang ada ingin tahu. Pelajari semua tentang waralaba dan tinggalkan semua kebutuhan sebelum membuat keputusan, maka tidak akan mendapat kejutan yang buruk saat membuka waralaba.Â
Â
Reporter : Tiara SekariniÂ
Â
Advertisement