Social Distancing Jadi Pilihan Lebih Bijak Dibanding Lockdown

Protokol perubahan transportasi di Jakarta pun berpengaruh, yang biasanya menggunakan transportasi umum, beralih menggunakan kendaraan pribadi.

oleh Tira Santia diperbarui 17 Mar 2020, 12:15 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2020, 12:15 WIB
Potret social distancing di berbagai negara
Potret social distancing di berbagai negara. (Sumber: Twitter @jesicatedja)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Transportasi Universitas Soegijapranata, Djoko Setijowarno, menyarankan agar pendekatan menjaga jarak atau social distance lebih dikedepankan, ketimbang melakukan upaya penutupan atau lockdown. Kedua langkah tersebut bertujuan sama yaitu meminimalisir penyebaran virus Corona.

"Pendekatan social distance atau menjaga jarak lebih dikedepankan, supaya ekonomi masyarakat tetap berjalan," kata Djoko Setijowarno dalam keterangan tertulisnya, kepada Liputan6.com, Selasa (17//3/2020).

Merebaknya virus Corona ke beberapa negara termasuk Indonesia, telah membuat Pemerintah Indonesia mengantisipasi agar virus tersebut tidak menyebar luas. Pemerintah Indonesia telah menerbitkan lima protokol, salah satunya Protokol di Area dan Transportasi Publik.

Sementara itu, upaya lockdown seperti halnya di Wuhan (Tiongkok) atau beberapa negara lain memang belum dilakukan. Bisa jadi pertimbangan ekonomi menjadi penyebabnya jika suatu kota di Indonesia dilakukan lockdown. Dengan kondisi seperti sekarang ini, perekonomian masyarakat mulai menurun.

“Sektor pariwisata salah satunya mulai menurun yang juga berimbas pada rantai bisnis pendukungnya, seperti persewaan kendaraan, penginapan hotel, kuliner, usaha catering. Pendekatan social distance atau menjaga jarak lebih dikedepankan, supaya ekonomi masyarakat tetap berjalan.” Ujarnya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Protokol Transportasi

Penumpang Transjakarta
Calon penumpang menunggu bus Transjakarta di halte Tosari, MH Thamrin, Jakarta, Kamis (26/7). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim jumlah penumpang Transjakarta meningkat hingga 10 persen. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Selain itu, protokol perubahan transportasi di Jakarta pun berpengaruh, yang biasanya menggunakan transportasi umum, beralih menggunakan kendaraan pribadi, untuk menghindari antrian panjang pengguna seperti MRT dan Trans Jakarta, ojek online bisa menjadi pilihan bertransportasi untuk menghindari penyebaran virus Corona.

Begitupun kini, dengan aktivitas di pusat perbelanjaan, perkantoran, perbankan masih berlangsung normal. Walaupun ada himbauan untuk bekerja di rumah, kontak dengan publik akan memperbesar risiko penyebaran Covid-19.

“Mengisolasi diri tidak hanya untuk keselamatan diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain, bahkan mungkin pula dalam skala besar untuk uamt manusia,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya