Agar PLN Tak Rugi, Proyek Kelistrikan 35 Ribu MW Perlu Direvisi

Meneruskan proyek Proyek Kelistrikan 35 Ribu MW dinilai akan sulit dicapai dengan keadaan wabah pandemi virus Corona.

oleh Tira Santia diperbarui 31 Mar 2020, 13:15 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2020, 13:15 WIB
PLTU Pangkalan Susu, Sumatra Utara
PLTU Pangkalan Susu, Sumatra Utara (dok: PLN)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Energy Watch, Mamit Setiawan, berharap agar mega program kelistrikan 35 ribu MW tidak membuat PLN rugi di tengah pandemi Corona. Penyebaran virus ini diperkriakan menekan pertumbuhan ekonomi sehingga konsumsi listrik pun menurun. 

“Saya kira memang dari awal problem mega proyek 35 ribu MW ini sangat ambisius, dan saya juga juga ragu-ragu dalam implementasinya. Bahkan saya lihat sendiri perlu revisi terhadap proyek 35 ribu MW ini,” kata Mamit kepada Liputan6.com, Jakarta, Selasa (31/3/2020).

Menurutnya, meneruskan proyek tersebut dinilai akan sulit dicapai dengan keadaan wabah pandemi virus corona. Bahkan ia melihat pertumbuhan konsumsi listrik di Indonesia ini tidak meningkat, bahkan stagnan dikarenakan banyak perusahaan-perusahaan yang keluar dari Indonesia.

“Jadi itu sangat mempengaruhi, karena industri belum tumbuh, ekonomi kita juga belum tumbuh, jadi saya kira ini sangat berdampak terhadap mega proyek 35 MW yang dicanangkan pemerintah,” ujarnya.

Selain itu, Mamit berharap agar proyek tersebut nantinya jika berjalan terus-menerus tidak merugikan PLN. Jika dilihat dalam skema proyek 35 ribu MW yaitu take or pay, apapun yang terjadi ketika sudah disalurkan, maka PLN tetap harus membeli listrik tersebut.

Sedangkan ketika PLN membeli tapi tidak bisa menjual akhirnya mau tidak mau PLN menanggung kerugiannya sendiri. Makannya paling tidak untuk program 35.000 MW ini ia kira perlu dilakukan revisi terkait take or pay.

“Karena misalnya dengan skema yang direvisi, yang bisa memberikan harga termurah akan diambil listriknya oleh PLN, jadi ada keringanan yang bisa didapat PLN, kan sekarang tidak, PLN harus ambil tapi terserah PLN mau jual ke mana,” pungkasnya.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya