Bos BI: Ekspor Impor Turun Akibat Pembatasan Perdagangan di Berbagai Negara

Langkah-langkah pencegahan penyebaran Virus Corona menyebabkan pengurangan drastis aktivitas ekonomi. Termasuk interaksi orang.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Mar 2020, 20:21 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2020, 20:21 WIB
Dorong Pertumbuhan Ekonomi Pelindo III Permudah Proses Ekspor Impor
(Foto:@Pelindo III)

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut penurunan aktivitas ekspor-impor terjadi karena adanya pembatasan perdagangan dari berbagai negara. Pembatasan ini dilakukan untuk memitigasi penyebaran wabah virus corona.

Ekspor tercatat menurun karena para eksportir tidak bisa mengirim barang ke negara tujuan. Misalnya seperti ekspor ke China terhambat karena terjadi penutupan akses di sana. Pengusaha juga tidak bisa melakukan impor lantaran negara asal melakukan pembatasan.

"Jadi bukan karena ada pelemahan permintaan impor tapi, karena terganggunya mata rantai perdagangan dunia," kata Perry di Gedung Bank Indonesia di Jakarta Selasa (31/3/2020).

Perry menyebut, langkah-langkah pencegahan penyebaran Virus Corona menyebabkan pengurangan drastis aktivitas ekonomi. Termasuk interaksi orang.

Sehingga menyebabkan gangguan aktivitas ekonomi, baik itu ekspor, impor atau investasi. Hal ini tentu saja akan dampak pada konsumsi masyarakat terhadap pertumbuhan ekonomi.

 

Bijak Pakai Dolar

Kinerja Kerja Ekspor dan Impor Menurun
Aktivitas pekerja bongkar muat peti kemas di Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/10/2019). Angka tersebut menurun 9,99% dibandingkan Agustus 2018 yang sebesar US$ 15,9 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk itu, dia mengimbau para investor luar negeri dan korporasi luar negeri untuk bijak dalam menggunakan kebutuhan dolar. Penggunaan dolar sebaiknya hanya untuk kebutuhan yang bersifat mendesak.

"Kalau kebutuhannya sebulan, 3 bulan tidak perlu nubruk-nubruk. Lakukan lindung nilai bisa forward atau DNDF," kata Perry.

Perry meyakinkan bahwa pasar keuangan tetap beroperasi. Bank-bank akan tetap melayani, sehingga aktivitas bisa terjaga.

Kemudian risiko nilai tukar bisa terlindungi tanpa harus saling bertabrakan. Lalu menyebabkan kepanikan dan berpengaruh ke nilai tukar.

Dia menyarankan kepada para investor mulai sekarang lebih baik melakukan lindung nilai lewat DNDF atau domestic clustary. "Bahkan mereka mendirikannya dengan control part dengan perusahaan mereka," ujarnya.

 

Reporter: Anisyah Alfaqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya