Jangan Buang Limbah Kelapa, di Buli Antam Beli Olahannya

Coconet adalah produk jaring yang dibuat dari limbah kelapa yang cukup melimpah di Buli. Antam biasa memakainya untuk keperluan reklamasi di tebing yang curam.

oleh Reza pada 01 Apr 2020, 17:05 WIB
Diperbarui 01 Apr 2020, 18:53 WIB
Produksi coconet
Coconet adalah produk jaring yang dibuat dari limbah kelapa yang cukup melimpah di Buli. Antam biasa memakainya untuk keperluan reklamasi di tebing yang curam.

Liputan6.com, Jakarta Jangan buang limbah kelapa karena di Tanjung Buli, Halmahera Timur, Maluku Utara, PT Aneka Tambang Tbk (Antam) membeli hasil olahannya. Sudah setahun belakangan petani kelapa di Buli membuat produksi coconet yang dibeli oleh Antam.

Coconet adalah produk jaring yang dibuat dari limbah kelapa yang cukup melimpah di Buli. Antam biasa memakainya untuk keperluan reklamasi di tebing yang curam. 

Dulu masyarakat mengelola kopra, karena harganya makin turun, masyarakat cari cara lain untuk bertahan hidup. Akhirnya memanfaatkan limbah kelapa yang tadinya hanya di bakar, kini bisa diolah jadi coconet. 

Dulu Antam biasa membeli dari luar Buli karena di Buli tidak ada. Kini masyarakat Buli bisa membuat, salah satunya Adrian salah satu petani kelapa buli. 

“Ternyata serabut kelapa yang selama ini kami buang bisa menghasilkan pemasukan tambahan bagi kami” kata Adrian.

Perusahaan itu melatih petani-petani di Buli dan bisa menghasilkan coconet yang berkualitas dan bisa bersaing dengan produk di luar buli. “Semoga produk coconet ini akan terus berkembang kedepannya” ujar Adrian.

Tahun 2019, ada 25 petani kelapa di Buli yang ikut dalam pelatihan produk cocofiber dan coconet. Kini petani kelapa Buli bisa menghasilkan pendapatan tambahan diluar pemasukan lainnya sebanyak rata-rata Rp 2 juta setiap bulannya. 

Menurut Adrian, program Antam ini sangat membantu petani kelapa ditengah tidak menentunya harga kopra. Setelah pelatihan, Adrian berharap program ini bisa membantu perekonomian petani kelapa di Buli sehingga masyarakat bisa berdaya dan mandiri secara ekonomi.

VP Human Capital dan CSR, Unit Bisnis Pertambangan Nikel Maluku Utara Toko Susetio mengatakan program ini diinisiasi setelah melihat kebutuhan rehabilitasi lahan dan adanya potensi limbah serabut kelapa yang bisa dimanfaatkan.

“Kami melihat potensi limbah serabut kelapa yang rasanya bisa dimanfaatkan untuk keperluan reklamasi Antam” kata Toko. “Hingga Maret 2020, kelompok petani Buli sudah bisa menjual  1.005 rol coconet yang kami gunakan di lahan reklamasi” tambahnya.

Menurut Toko, selain pelatihan produksi coconet, masyarakat juga ditraining K3, pembangunan fasilitas Gudang produksi dan produk olahan kelapa lainnya. 

Kedepannya, selain coconet, program pengolahan kelapa terpadu Antam akan meningkatkan nilai tambah dari kelapa yang dihasilkan oleh petani. 

“Nantinya akan ada pengembangan produk charcoal, kopra putih, dan produk turunan dari pengolahan daging buah kelapa menjadi produk Coconut Chips, Coconut Flakes, Coconut Flour & Dessicated Coconut, semuanya untuk memberdayakan  para petani kelapa Buli.” Kata Toko.  

Toko mengharapkan, dengan pengembangan produk2 tersebut penghasilan petani kelapa bisa meningkat 2-3 kali lipat dan tentunya membuka peluang usaha dan lapangan kerja baru.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya