Pekerja Informal dan UMKM Rentan Terkena Dampak Corona

Virus corona berdampak ke sektor perekonomian, khususnya bagi para pekerja di sektor informal yang umumnya memiliki pendapatan berbasis harian.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 04 Apr 2020, 10:30 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2020, 10:30 WIB
Bantu Kebutuhan ODP Pemkot Semarang Siapkan Sembako Gratis
(Foto:Dok.Pemkot Semarang)

Liputan6.com, Jakarta - Wabah virus corona (Covid-19) sudah menjadi situasi darurat nasional dan untuk mencegah meluasnya penjangkitan, pemerintah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Hal ini berimbas terhadap sektor perekonomian, khususnya bagi para pekerja di sektor informal yang umumnya memiliki pendapatan berbasis harian.

Direktur Utama PT Insight Investments Management Ekiawan Heri Primaryanto mengatakan kondisi situasi ini mengakibatkan para pekerja sektor informal dan pelaku usaha UMKM paling rentan terdampak.

Oleh karena itu, solusinya memberikan sumber pendapatan lain bagi para pekerja informal untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup antara lain makan sehari-hari dan memberikan stimulus untuk menjaga daya beli. Dengan begitu, para pekerja sektor informal ini dapat ikut mematuhi kebijakan pembatasan yang diterapkan pemerintah.

PT Insight Investments Management (Insight) bersama Yayasan Inspirasi Indonesia Membangun (YIIM) telah membuat gerakan kepedulian terhadap masyarakat terutama pekerja informal yang diwujudkan dalam bentuk pembagian nasi bungkus dan paket sembako kepada masyarakat kecil dan pekerja informal seperti driver ojek online, pelaku UMKM, hingga tunawisma di sekitaran wilayah Jakarta, Tangerang, Depok, dan Bekasi.

“Sepinya pengunjung dan berkurangnya pesanan melalui aplikasi ojek online menjadi salah satu kendala yang dihadapi oleh warga yang sehari-hari menjalankan profesi sebagai driver ojol, pelaku usaha UMKM, dan yang lainnya. Melalui gerakan ini Insight dan YIIM mau mengajak masyarakat agar lebih peduli kepada sesama,” ujar Direktur Utama Insight Investments Management Ekiawan Heri Primaryanto, di Jakarta, Sabtu (4/4/2020).

Insight dan YIIM membagi gerakan sosial tersebut menjadi dua tahap. Tahap pertama yakni membeli nasi bungkus dari warung makan milik pelaku UMKM dan membeli sembako dari warung yang bukan milik agen penjual. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat menengah ke bawah atau usaha UMKM bisa tetap mendapatkan penghasilan.

 

Tahap Selanjutnya

Guru di SDN 2 Klapasawit, Purbalingga membantu pedagang jajanan sekolah dengan sembako. (Foto: Liputan6.com/Humas Pemkab Purbalingga/rudal Afgani)
Guru di SDN 2 Klapasawit, Purbalingga membantu pedagang jajanan sekolah dengan sembako. (Foto: Liputan6.com/Humas Pemkab Purbalingga/rudal Afgani)

Tahap selanjutnya, adalah pengemasan dan pembagian nasi bungkus dan sembako kepada masyarakat yang berada di sekitaran wilayah Jakarta, Tangerang, Depok, dan Bekasi. Ada pun sembako yang dibagikan dapat dimasak untuk kebutuhan makan sehari-hari beserta keluarganya.

“Kita bersama optimitis dengan berbagai aksi kepedulian yang dilakukannya serta juga dibantu oleh elemen masyarakat lainya dapat memberi perlindungan sosial kepada masyarakat menengah bawah, pekerja informal dan pelaku usaha UMKM agar dapat meminimalisir dampak ekonomi akibat kebijakan PSBB dan wabah virus corona.” ujarnya.

Sementara itu Ketua Pengurus YIIM Chrisbiantoro mengajak masyarakat untuk bahu-membahu bersama dalam membantu pemerintah melakukan pencegahan dan menanggulangi Virus Covid-19. “Kepedulian terhadap sesama di masa sulit tentu menjadi nilai yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat.” ungkap Chrisbiantoro.

Insight dan YIIM berharap melalui gerakan ini masyarakat terinspirasi untuk mewujudkan kebaikan dan kepedulian terhadap orang lain yang sulit mencari penghasilan yang disebabkan oleh dampak dari penyebaran Covid-19.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya