Pembangunan Capai 73 Persen, Bendungan Bendo Target Rampung Akhir 2020

Bendungan Bendo memiliki kapasitas tampung 43,11 juta m3 yang akan dimanfaatkan untuk peningkatan layanan irigasi seluas 7.800 hektare.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 06 Apr 2020, 13:15 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2020, 13:15 WIB
embangunan Bendungan Bendo yang berlokasi di Desa Ngindeng, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur (Jatim). Dok Kementerian PUPR
embangunan Bendungan Bendo yang berlokasi di Desa Ngindeng, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur (Jatim). Dok Kementerian PUPR

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo Direktorat Jenderal Sumber Daya Air tengah menyelesaikan pembangunan Bendungan Bendo di Desa Ngindeng, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo.

Saat ini, konstruksi Bendungan Bendo telah mencapai 73,26 persen. Bendungan ini ditargetkan selesai konstruksinya dan siap digenangi pada akhir 2020.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pengelolaan sumber daya air dan irigasi akan terus dilanjutkan dalam rangka mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan.

"Kehadiran bendungan juga memiliki potensi air baku, energi, pengendalian banjir, dan pariwisata yang akan menumbuhkan ekonomi lokal," ujar Menteri Basuki dalam keterangan tertulis, Senin (6/4/2020).

Berdasarkan catatan Kementerian PUPR, Bendungan Bendo memiliki kapasitas tampung 43,11 juta m3 yang akan dimanfaatkan untuk peningkatan layanan irigasi seluas 7.800 hektare di Kabupaten Ponorogo dan Madiun sebagai sentra pertanian Jawa timur.

Selain sebagai layanan irigasi, manfaat lain Bendungan Bendo yakni sumber air baku domestik dan industri berkapasitas 790 liter per detik, dengan rincian sebesar 418 liter/detik bagi Kabupaten Madiun dan 372 liter per detik bagi Kabupaten Ponorogo.

Selain itu, waduk ini juga akan mereduksi debit banjir di Ponorogo dari 1.300 m3 per detik menjadi 490 m3 per detik, serta untuk pembangkit tenaga listrik sebesar 1,56 Mega Watt (MW).

Bendungan setinggi 71 meter dengan tipe urugan ini membendung Sungai Keyang yang merupakan anak sungai Bengawan Madiun (anak sungai Bengawan Solo). Konstruksi dilakukan pada 2013-2020 dengan kontrak tahun jamak (multi years contract) menggunakan APBN sebesar Rp 1.032 miliar yang dikerjakan oleh PT Wijaya Karya, PT Hutama Karya dan PT Nindya Karya (Kerja Sama Operasi/KSO).

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Dukung Ketahanan Pangan

Menteri Basuki Tinjau Bendungan Bendo
Bendungan Bendo mampu menyediakan air baku Air baku sebesar 780 liter/detik.

Di luar Bendungan Bendo, untuk mendukung ketahanan pangan Kementerian PUPR juga membangun dua bendungan lainnya di Jawa Timur, yakni Bendungan Gongseng di Bojonegoro dan Bendungan Tukul di Pacitan.

Konstruksi Bendungan Gongseng saat ini telah mencapai 76,92 persen dan ditargetkan selesai pada akhir 2020. Bendungan ini memiliki kapasitas tampungan 22,43 juta m3 berfungsi untuk melayani irigasi seluas 6.191 hektare, layanan air baku 300 liter per detik, mereduksi banjir 133,27 m3 per detik, dan pembangkit tenaga listrik sebesar 0,7 MW.

Sementara konstruksi Bendungan Tukul telah mencapai 76,25 persen. Bendungan ini memiliki kapasitas tampung 8.68 juta m3 untuk untuk mensuplai irigasi seluas 600 hektare dan air baku 300 liter persen detik.

Bendungan ini juga berfungsi mengurangi banjir di Pacitan karena bendungan ini diharapkan untuk mengendalikan debit banjir yang berasal anak Sungai Grindulu. Kontrak pelaksanaan kedua bendungan ini pada 2013-2020.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya