BI Prediksi Inflasi Minggu Kedua April 2020 Sebesar 0,2 Persen

Hasil survei pemantauan harga Bank Indonesia ini menunjukkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadapi inflasi terkendali.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Apr 2020, 17:30 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2020, 17:30 WIB
20160105-Ilustrasi-Inflasi-iStock
Ilustrasi Inflasi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia memprediksi inflasi di bulan April sebesar 0,2 persen (mtm) dan sebesar 2,08 persen (yoy).

"Kami perkirakan sampai minggu kedua bulan April 0,2 persen (mtm) dan lebih rendah 2,08 persen (yoy)," kata Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (9/4/2020).

Hasil survei pemantauan harga Bank Indonesia ini menunjukkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadapi inflasi terkendali.

Perry menyebut ini merupakan hasil koordinasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah terkait kebutuhan bahan pokok yang baik.

Selain itu, dia melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini lebih rendah dari kemampuan kapasitas produksi nasional. "Makanya kesenjangan output negatif karena tekanan inflasi dari permintaan terkendali," jelas dia.

Terjaganya inflasi juga diyakini karena dampak nilai tukar yang rendah dalam konteks permintaan rupiah. Repo rupiah disebut sangat kecil sehingga berpengaruh pada kenaikan harga-harga.

Ekspektasi inflasi juga tetap terjaga terlepas dari kebijakan moneter yang dibuat bank sentral. Baik itu di masyarakat, konsumen atau produsen. "Keempat faktor itulah memengaruhi inflasi itu rendah," kata Perry.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

 

 
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Gubernur BI Yakin Rupiah Menguat ke 15 Ribu per Dolar AS di Akhir Tahun

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Menguat
Teller menghitung mata uang rupiah di bank, Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Bank Indonesia (BI) semakin percaya diri nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bisa menguat ke posisi 15 ribu per USD pada akhir tahun ini. 
 
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kepercayaan diri itu terbangun lantara kurs rupiah dalam beberapa hari terakhir terus bergerak menguat
 
"Alhamdulillah nilai tukar rupiah terus menguat. Dalam beberapa hari terakhir menguat, bahkan hari ini sejak awal trading dibuka itu diperdagangkan Rp 16.200, sekarang ini terakhir di Rp 16.020 (per USD)," ujarnya dalam sesi teleconference, Kamis (9/4/2020).
 
"Bahkan tadi dalam bid/offer ada juga yang kemudian bertransaksi di Rp 15.920 (per USD). itu menunjukan bahwa Alhamdulillah berbagai ikhtiar kita diberikan rahmat Allah sehingga rupiah bergerak stabil, bahkan menguat," dia menambahkan.
 
Perry megaku baru saja mendapat informasi di pasar bahwa rupiah terakhir ditransaksikan di level Rp 15.990 per USD pada perdagangan di interbank.
 
"Ini menunjukan nilai tukar rupiah akan bergerak stabil dan menguat ke arah Rp 15 ribu di akhir tahun," ucap Perry.
 
Namun begitu, ia menyatakan pihak bank sentral akan terus mengukur secara fundamental, baik dari sisi inflasi, defisit transaksi berjalan, hingga suku bunga dalam dan luar negeri.
 
"Nilai tukar rupiah saat ini masih undervalue. Level yang sekarang ini memang karena risiko di pasar keuangan global yang masih tinggi meski membaik," tukas Perry.
 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya