Sepi Penumpang Akibat Corona, Sopir Angkot Tak Mampu Bayar Setoran

Selama ini penumpang angkutan relatif sepi karena diberlakukan aturan pemerintah untuk pencegahan penyebaran COVID-19.

oleh Septian Deny diperbarui 13 Apr 2020, 10:00 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2020, 10:00 WIB
Pemkot Bogor Akan Mengurangi Unit Angkot
Sejumlah angkutan kota (angkot) berhenti di Jalan Raya Pajajaran tepatnya di depan Botani Square, Bogor, Jawa Barat, Senin (2/3/2020). Pemerintah Kota Bogor akan mengurangi unit angkot dari 1.270 unit menjadi 635 unit angkot di bogor. (merdeka.com/magang/Muhammad Fayyadh)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah sopir angkutan perkotaan dan pedesaan di Kabupaten Lebak, Banten, mengeluhkan pendapatan yang tidak mampu untuk melunasi setoran akibat merebaknya wabah Virus Corona baru atau COVID-19.

"Kami sejak sepekan ini tidak setor ke pemilik kendaraan, karena pendapatan sekitar Rp80 ribu per hari. Pendapatan sebesar itu habis membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) Rp50.000 dan pulang membawa Rp30.000 untuk makan keluarga," kata Maman, seorang angkutan kota (angkot) jurusan Trayek Terminal Sunakalijaga-Ciawi Rangkasbitung dikutip dari Antara, Senin (13/4/2020).

Selama ini penumpang angkutan relatif sepi, kata dia, terkait diberlakukan aturan pemerintah untuk pencegahan penyebaran COVID-19.

Penumpang yang menuju Pasar Rangkasbitung yang menjadikan andalan pendapatan angkutan sama sekali tidak ada, katanya, bahkan akhir pekan ini kebanyakan warga berada di rumah bersama keluarga.

Beruntung ia memiliki langganan tetap para pedagang sayuran yang hendak berbelanja ke Pasar Rangkasbitung. Dari situ mulai dinihari sampai pagi ia mengangkut sayuran.

"Pendapatan dari pedagang itu sekitar Rp 80 ribu dan beruntung pemilik kendaraan cukup baik jika tidak bisa membayar setor Rp100 ribu per hari," katanya.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Pendapatan Tekor

Warga Jakarta Beraktivitas Tanpa Masker di Tengah Corona
Sopir angkot tanpa mengenakan masker saat menunggu penumpang di kawasan Cililitan Jakarta, Rabu (8/4/2020). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan agar menggunakan masker saat berada di tempat umum demi memutus mata rantai penyebaran virus Corona. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Begitu juga Budi (45), seorang sopir angkot trayek Terminal Sunankalijaga-Pasir Ona Rangkasbitung mengatakan ia kini kebingungan karena penumpang sama sekali sepi, bahkan perjalanan terkadang kosong tanpa penumpang.

Pendapatan sebagai sopir angkot jatuh terdampak wabah Corona, dan ia pun mengaku  juga tak mampu untuk membayar setoran angkutan.

"Kami sejak sepekan ini punya utang sama bos pemilik angkutan, karena pendapatan tekor dan hanya cukup pulang ke rumah bawa Rp 20 ribu," katanya.

Sementara itu Kepala Pjs Terminal Bus Mandala Rangkasbitung, Kosasih, mengatakan selama ini angkutan yang melayani perkotaan, pedesaan AKAP dan AKDP tampak sepi dan bisa dihitung jari tangan penumpang yang naik maupun turun.

Saat ini keberangkatan bus hanya  13 bus dengan penumpang sekitar 120 orang dan kedatangan 15 bus dengan penumpang 155 orang. Padahal, lanjut dia, sepekan sebelumnya kedatangan dan keberangkatan hingga 95 bus dengan penumpang di atas 4.000 orang.

Kebanyakan penumpang tersebut bertujuan Tangerang, Jakarta, Bekasi, Bogor dan Bandung. "Kami berharap penyebaran Corona itu bisa mereda dan angkutan kendaraan kembali normal," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya