Kebijakan Stimulus Ekonomi Bikin Kepanikan Pasar Keuangan Mereda

Meluasnya wabah virus corona ke berbagai negara makin meningkatkan risiko resesi ekonomi global pada 2020.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Apr 2020, 19:15 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2020, 19:15 WIB
Ilustrasi Bank Indonesia
Ilustrasi Bank Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Meluasnya wabah virus corona ke berbagai negara makin meningkatkan risiko resesi ekonomi global pada tahun 2020. Namun, pengaruhnya terhadap kepanikan pasar keuangan dunia berangsur-angsur mulai menurun.

Kepanikan pasar keuangan dunia sempat meningkat tinggi pada Maret 2020. Memasuki April, kepanikan para investor mulai berkurang.

Kondisi ini terjadi karena berbagai negara telah memberikan kebijakan di pasar keuangan. Sehingga muncul kembali kepercayaan investor terhadap pasar keuangan.

"Ini didukung sentimen positif atas berbagai respons kebijakan yang ditempuh di banyak negara," kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo di Gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (14/4).

Risiko pasar keuangan dunia yang berkurang tercermin pada penurunan volatility index (VIX). Semula 85,4 pada 18 Maret 2020 menjadi 41,2 pada 14 April 2020.

Lebih lanjut Perry menuturkan, risiko resesi ekonomi global pada 2020 dipengaruhi oleh penurunan permintaan. Selain itu proses produksi terganggu akibat terbatasnya mobilitas manusia.

Hal ini sejalan dengan kebijakan mengurangi risiko penyebaran virus corona. Akibatnya pertumbuhan ekonomi negara maju seperti Amerika Serikat dan banyak negara di kawasan Eropa diprakirakan mengalami kontraksi pada tahun 2020.

"Padahal berbagai kebijakan ultra-akomodatif dari kebijakan fiskal dan moneter telah ditempuh," kata Perry.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Pertumbuhan Ekonomi Negara Berkembang

20161107-Ekonomi-RI-Jakarta-AY
Suasana gedung bertingkat nampak dari atas di kawasan Jakarta, Senin (7/11). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III 2016 mencapai 5,02 persen (year on year). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Prospek pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang diperkirakan juga menurun. Risiko resesi ekonomi dunia pun mengikuti pola penyebaran virus asal Wuhan-China ini.

"Terutama terjadi pada Triwulan-II dan Triwulan-III tahun 2020. Baru akan mengalami pemulihan mulai Triwulan-IV 2020," kata Perry.

Pada tahun 2021, pertumbuhan ekonomi dunia akan meningkat tinggi. Ini didorong dampak positif kebijakan yang ditempuh di banyak negara, selain karena faktor base effect.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya