Investasi Asing Dinilai Tak Menolong Perekonomian Indonesia Ditengah Corona

Banyaknya investasi asing di Indonesia tetap terhambat eksekusinya lantaran adanya pembatasan pergerakan orang.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Apr 2020, 14:31 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2020, 14:31 WIB
Prediksi BI Soal Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Depan
Pekerja tengah mengerjakan proyek pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Sabtu (15/12). Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019 mendatang tidak jauh berbeda dari tahun ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan investasi yang masuk di tengah pandemi Covid-19 tidak banyak bisa menolong perlambatan ekonomi saat ini.

Katanya, banyaknya investasi asing di Indonesia tetap terhambat eksekusinya lantaran adanya pembatasan pergerakan orang.

"Investasi bukan indikasi menolong. Uangnya ada tapi pergerakannya juga terbatas," kata Febrio dalam diskusi virtual bertajuk 'Macroeconomic Update 2020', Jakarta, Senin, (20/4).

Febrio mengatakan banyaknya investasi yang masuk memang sudah direncanakan jauh sebelum munculnya virus corona di Indonesia. Namun, saat ini tren pertumbuhan ekonomi pada kuartal II dan kuartal III negatif.

Akibatnya dana investasi tersebut tidak bisa menggerakan perekonomian. Febrio berharap kondisi ini hanyalah fenomena perekonomian yang sedang meminta istirahat.

"Kita sedang menghadapi perekonomian yang minta istirahat, kalau itu benar, ya bagus sekali," kata dia.

Namun resiko yang dihadapi jangan sampai ekonomi yang istirahat ini terlalu lama terjadi. Sehingga menyebabkan sulit untuk bangun lagi.

 

Skenario Terburuk

FOTO: Cegah Corona, Pegawai Toko Emas di Bogor Pakai Pelindung Wajah
Pegawai menunggu calon pembeli dengan menggunakan masker dan pelindung wajah di Toko Mas Rejeki, Pasar Bogor, Bogor, Jawa Barat, Senin (20/4/2020). Sudah lebih dari dua pekan para pegawai menerapkan protokol kesehatan diri guna mencegah penyebaran virus corona COVID-19. (merdeka.com/Arie Basuki)

Saat ini pemerintah sedang menjalankan skenario pertumbuhan ekonomi di angka 2,3 persen. Dalam kondisi ini diperkirakan akan ada 2 juta orang yang jadi pengangguran. Namun angka ini bisa menjadi 5 juta tambahan pengangguran jika ekonomi istirahat terlalu lama.

"Tapi jangan sampai tambahan pengangguran ini sampai lebih dari 2 juta orang," ungkap dia.

Untuk itu saat ini pemerintah sedang berupaya untuk membatasi agar ekonomi tidak istirahat terlalu lama. "Ini yang sedang ingin kita batasi supaya ekonomi kita ini enggak lama istirhat dan tidurnya, biar bangunnya enggak susah," kata Febrio mengakhiri.

Anisyah Al Faqir

Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya