Liputan6.com, Jakarta - Manajemen Pelaksana (PMO) Kartu Prakerja menyatakan akan menyalurkan uang pelatihan langsung kepada para peserta, buka ke delapan mitra pelatihan program yang telah ditunjuk.
Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja, Panji Winanteya Ruky, menegaskan bahwa uang pelatihan tersebut akan diberikan langsung oleh pemerintah kepada peserta.
"Jadi yang pertama, pemerintah memberikan bantuan langsung pada penerima manfaat. Bukan pada perusahaan, bukan pada mitra pelatihan," ujar dia dalam video conference, Sabtu (25/4/2020).
Advertisement
Panji melanjutkan, pemberian uang pelatihan tersebut bentuknya seperti bantuan langsung tunai, dimana penerima manfaat akan menerima saldo equivalent sebagai bekal untuk training.
Setelah itu, peserta tinggal memilih ingin mendapat betul pelatihan seperti apa dan dari siapa. Itu semua tersedia di pasar digital (e-marketplace) yang telah disediakan dalam program Kartu Prakerja.
"Tapi gimana cara dapat itu? Kami sediakan pasar digital, e-marketplace. Di sini semua lembaga pelatihan bisa menawarkan dirinya dan bersaing," terang dia.
"Kemudian diberikan pelatihan baik secara online maupun offline, lalu dapat sertifikasi. Lalu nanti peserta akan memberi rating, untuk bisa menilai mana pelatihan yang bagus/jelek," tambahnya.
Selanjutnya
Lebih lanjut, Panji kembali menangkis berbagai asumsi bahwa uang pelatihan senilai Rp 5,6 triliun dalam program Kartu Prakerja akan dititipkan pada mitra perusahaan.
"Kalau baca informasi sekarang, pemerintah seolah tunjuk/menugaskan pelatihan atau lelang di pasar digital. Justru sebaliknya. Kartu Prakerja tidak melakukan pembelian jasa dari perusahaan, kami memberikan langsung kepada pesertanya," pungkasnya.
Advertisement