Penyaluran Dana Bansos untuk Jabodetabek Capai Rp 3,4 Triliun

Bansos sendiri bagian dari jaring pengaman sosial untuk melindungi masyarakat yang terdampak pandemi virus covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Apr 2020, 13:47 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2020, 13:47 WIB
Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan bantuan sosial atau bansos bagi warga Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) menelan anggaran hingga Rp 3,42 triliun. Bansos sendiri bagian dari jaring pengaman sosial untuk melindungi masyarakat yang terdampak pandemi virus covid-19.

"Bansos ini bagian safety net (jaring pengaman sosial). Untuk kebutuhan dasar keluarga miskin yang rentan terdampak covid-19," kata dia saat menggelar rapat daring bersama Komisi XI DPR RI, Kamis (30/4/2020).

Menurutnya jumlah penerima manfaat bansos untuk wilayah ibu kota mencapai 1,3 juta kepala keluarga (KK) atau senilai Rp2,34 triliun. Sedangkan untuk wilayah Bodetabek menyasar 600 ribu KK dengan kebutuhan anggaran sebesar Rp1,08 triliun.

Bansos sendiri diberikan dalam bentuk paket sembako senilai Rp600 ribu per KK yang diberikan selama 3 bulan berturut-turut. Penyaluran bantuan dilakukan dua kali dalam sebulan, masing masing senilai Rp 300 ribu per paket.

Dalam perkembangannya, wanita kelahiran Bandar Lampung menyebutkan bansos di kota Jakarta baru disalurkan kepada 210.663 KK, artinya masih jauh dibawah jumlah total keseluruhan penerima. Sedangkan bansos bagi warga Bodetabek akan mulai disalurkan pada tanggal 1 Mei 2020.

 

Penyaluran Sempat Tersendat

Mensos Juliari Kunjungi Keluarga Korban Siswa SMP Susur Sungai Sempor di Sleman
Menteri Sosial Sosial Juliari P. Batubara mengunjungi rumah keluarga korban meninggal siswa SMPN 1 Turi yang susur sungai sempor di Sleman, Sabtu (22/2).

Sebelumnya, Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara mengakui bahwa penyaluran bantuan sosial (bansos) berupa paket sembako untuk warga terdampak virus corona (Covid-19) sempat tersendat. Hal itu dikarenakan harus menunggu tas pembungkus untuk mengemas paket sembako.

Juliari menyebut tas itu belum tersedia karena pemasok bahan mengalami kesulitan import bahan baku. Sehingga menyebabkan distribusi bansos terkendala meski paket sembako sudah tersedia.

"Awalnya iya (sempat tersendat) karena ternyata pemasok-pemasok sebelumnya kesulitan bahan baku yang harus impor," kata Juliari kepada wartawan, Rabu (29/4/2020).Tas untuk mengemas paket sembako itu bewarna merah putih dan bertuliskan 'Bantuan Presiden RI Bersama Lawan Covid-19'. Di tas itu juga terdapat logo Presiden Republik Indonesia dan Kementerian Sosial serta cara-cara agar terhindar dari virus corona.

Juliari menegaskan bahwa saat ini produksi tas kemasan tersebut sudah lancar. Dia mengaku telah mengajak perusahaan lain untuk membuat tas kemasan sehingga diharapkan distribusi paket sembako kedepannya tidak terganggu.

 

Sulaeman

Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya