HIPMI Soal Dampak Corona: Pengusaha Megap-Megap, UMKM Pingsan

Selain menyelamatkan nyawa manusia dari aspek kesehatan, penting juga melakukan penyelamatan dari sisi ekonomi akibat corona.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Mei 2020, 14:11 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2020, 14:00 WIB
Berburu Aneka Produk di UMKM Export BRILian Preneur 2019
Pengunjung melihat pakaian yang dipamerkan dalam acara UMKM Export BRILian Preneur 2019 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (20/12/2019). UMKM Export BRILian Preneur 2019 menampilkan aneka produk dari 150 UMKM binaan Bank BRI dan Rumah Kreatif BUMN (RKB). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Eka Sastra meminta pemerintah membentuk gugus tugas ekonomi dalam penanganan dampak virus corona. Sebab dia menilai pemerintah dan regulator keuangan masih berjalan sendiri-sendiri.

"Dari kebijakan pemerintah masalahnya kita enggak punya gugus tugas ekonomi," kata Eka dalam diskusi virtual Populi Center dan SmartFM Network bertajuk 'Ekonomi, Bisnis, dan Fiskal Saat Ini', Jakarta, Sabtu (2/5).

Dia menuturkan pemerintah yang diwakili Kementerian Keuangan membuat kebijakan fiskal sendiri. Kementerian Sosial juga berjalan sendiri. OJK dan Bank Indonesia memainkan perannya masing-masing. Sehingga menghasilkan banyak instrumen tanpa ada yang memimpin.

Eka membandingkan dengan penanganan yang dilakukan di sektor kesehatan. Semua dilakukan terpadu oleh gugus tugas dan terarah. Dipimpin oleh BNPB dan bekerja secara simultan.

"Ini bisa dilihat dari kesehatan, semua fokus ke kesehatan. Kalau ekonomi (belum ada)," kata Eka.

Namun hal yang sama tidak terjadi di sektor ekonomi. Selain menyelamatkan nyawa manusia dari aspek kesehatan, penting juga melakukan penyelamatan dari sisi ekonomi.

Tujuannya agar masyarakat juga bisa bertahan sampai wabah ini berakhir. Sebab, masalah yang akan dihadapi setelah penanganan di sektor kesehatan yakni pemulihan ekonomi.

Saat ini semua sektor bisnis terdampak akibat penyebaran virus corona. Pengusaha sudah sebisa mungkin menghindari melakukan PHK kepada karyawannya. Tetapi kondisi perusahaan mayoritas pingsan, terutama bagi UMKM yang baru memulai bisnisnya.

"Kalau (pengusaha di) Kadin megap-megap, kami sudah pingsan karena banyak yang UMKM, apalagi UMKM yang baru mulai," tutur Eka.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Usaha yang Masih Bertahan

Banyuwangi
UMKM konveksi Banyuwangi memproduksi ribuan masker kain yang bisa dicuci ulang.

Meski begitu ada beberapa sektor usaha yang masih bertahan. Terutama mereka yang berbisnis di bidan APD dan alat kesehatan. Pengusaha pakan dan telekomunikasi juga masih relatif berjalan. Pada lini bisnis ini, Himpi mendorong agar pengusaha bisa meningkatkan skala bisnisnya.

Dia mengapresiasi berbagai kebijakan yang telah diberikan pemerintah. Hanya saja hal itu masih berantakan dan berjalan masing-masing. Untuk itu dia mendukung pemerintah untuk membuat gugus tugas di sektor ekonomi.

"Saya dukung pemerintah untuk membuat satu gugus tugas ekonomi," kata Eka mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya