China Beri Keringanan Tarif 79 Produk Impor Asal AS

Relaksasi diberikan China di tengah berlanjutnya tekanan pada negara ini untuk meningkatkan impor dari Amerika Serikat.

oleh Nurmayanti diperbarui 12 Mei 2020, 16:00 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2020, 16:00 WIB
20170406-Donald Trump Bertemu dengan Xi Jinping di Florida-AP
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping sebelum melakukan pertemuan di resor Mar a Lago, Florida, Kamis (6/4). Isu perdagangan dan Korea Utara diperkirakan menjadi isu utama pembahasan kedua pemimpin negara tersebut. (AP Photo/Alex Brandon)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah China mengumumkan daftar terbaru 79 produk Amerika Serikat (AS) yang dinilai memenuhi syarat untuk mendapatkan keringanan tarif impor, yang sempat dikenakan saat terjadinya puncak perang dagang antar kedua negara.

Relaksasi diberikan China di tengah berlanjutnya tekanan pada negara ini untuk meningkatkan impor dari Amerika Serikat.

Kementerian Keuangan China melalui sebuah pernyataan, seperti mengutip CNBC, Selasa (12/5/2020), mengatakan keringanan baru akan berlaku pada 19 Mei dan berakhir pada 18 Mei 2021.

Daftar terbaru tersebut, antara lain menghapuskan tarif untuk produk tambang seperti bijih logam, bijih emas, bijih perak dan konsentrat.

Namun Pemerintah China tidak mengungkapkan nilai impor produk tersebut. Hanya saja, Beijing pada bulan Februari sempat mengatakan akan memberikan pengecualian untuk 696 barang impor asal AS, termasuk produk-produk utama seperti kedelai dan babi berdasarkan aplikasi dari perusahaan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pertemuan Kedua Negara

Presiden AS Donald Trump didampingi Presiden China Xi Jinping saat upacara penyambutannya di Beijing
Presiden AS Donald Trump didampingi Presiden China Xi Jinping saat upacara penyambutannya di Beijing (AP Photo/Andrew Harnik)

China dan negosiator perdagangan utama dari AS mengadakan telepon minggu lalu. Pertemuan membahas implementasi kesepakatan Fase 1 yang ditandatangani pada Januari.

Berdasarkan kesepakatan itu, China setuju untuk meningkatkan pembelian barang-barang AS dari baseline 2017 sebesar USD 200 miliar selama dua tahun. Dengan tahapan, sekitar USD 77 miliar pada tahun pertama dan USD 123 miliar pada tahun kedua.

Ketegangan baru antara kedua negara, dipicu oleh pandemi COVID-19 yang dimulai di Cina akhir tahun lalu. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan tentang gencatan senjata perdagangan kedua negara.

Presiden AS Donald Trump telah mengancam untuk mengakhiri kesepakatan jika China gagal memenuhi komitmen pembeliannya.

China Times Global, yang diterbitkan oleh surat kabar resmi Partai Komunis yang berkuasa, juga melaporkan pada hari Senin bahwa beberapa penasihat pemerintah mendesak Beijing untuk membatalkan perjanjian perdagangan dan menegosiasikan yang lebih menguntungkan bagi China.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya