Liputan6.com, Jakarta - Harga emas turun ke level terendah dalam dua minggu pada perdagangan Rabu (Kamis waktu Jakarta) karena harapan pemulihan ekonomi yang cepat mendorong investor beralih ker aset berisiko. Meskipun ketegangan AS-Cina atas Hong Kong membuat harga di bawah harga emas.
Dikutip dari CNBC, Kamis (28/5/2020), harga emas di pasar spot turun 0,6 persen pada USD 1.700,30 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,8 persen menjadi USD 1.691,80.
“Sangat penting bagi harga emas untuk tetap di atas USD 1.700. Kalau tidak, jika koreksi harga terus berlanjut, investor spekulatif cenderung meninggalkan 'perahu' ini dan meningkatkan tekanan pada harga,” kata Analis Commerzbank, Eugen Weinberg.
Advertisement
Baca Juga
“Orang bisa mengatakan bahwa ketegangan geopolitik berkontribusi sedikit dan mendukung harga emas saat ini. Tapi, sampai sekarang situasi ini telah gagal memicu kekhawatiran di pasar ekuitas," lanjut dia.
Optimisme tentang pengembangan vaksin virus corona dan kebangkitan aktivitas bisnis telah mengangkat sentimen risiko di pasar keuangan.
Setelah serangkaian laporan ekonomi yang buruk dari Amerika Serikat, data pada hari Selasa menunjukkan kepercayaan konsumen AS naik di bulan Mei dan penjualan rumah baru mengalahkan ekspektasi.
Prospek Harga Emas Tetap Positif
Terlepas dari mundurnya harga emas, tetap ada prospek positif untuk emas, yang dipandang sebagai aset safe haven selama masa ketidakpastian politik dan ekonomi, kata para analis.
Keresahan politik yang berkembang di Hong Kong atas undang-undang keamanan nasional yang diusulkan Beijing telah membuat para investor tetap di tepi.
Presiden AS Donald Trump mengatakan Washington sedang mengerjakan tanggapan yang kuat terhadap China dan akan diumumkan sebelum akhir minggu.
Sementara di tempat lain, paladium turun 0,1 persen menjadi USD 1.954,75 per ons. Perak turun 0,3 persen menjadi USD 17,05 dan platinum stabil di USD 839,74.
Advertisement