Jokowi: Kalau Ada yang Bandel, Ada yang Niat Korupsi, Silakan Gigit dengan Keras

Jokowi menegaskan pemerintah akan selalu mengedepankan tata kelola keuangan negara yang baik khususnya yang telah digelontorkan untuk mengatasi dampak Corona.

oleh Athika Rahma diperbarui 15 Jun 2020, 12:06 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2020, 12:05 WIB
Jokowi Buka Raker Kementerian Perdagangan 2020
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan 2020 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/3/2020). Jokowi mengingatkan jajaran Kemendag agar segera mencari jalan keluar dari krisis yang disebabkan oleh virus corona (covid-19). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pemerintah akan selalu mengedepankan tata kelola keuangan negara yang baik, khususnya yang telah digelontorkan untuk mengatasi dampak Corona.

Dalam pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Internal Pemerintah Tahun 2020, Jokowi menyatakan bahwa pemerintah tidak main-main soal akuntabilitas.

"Hadirin, saya ingin tegaskan bahwa pemerintah tidak main-main dalam hal akuntabilitas. Pencegahan harus diutamakan. Tata kelola yang baik harus didahulukan," ujar Jokowi, Senin (15/6/2020).

Dengan demikian, jika ada yang bandel dan ketahuan menyelewengkan anggaran negara, pihaknya harus dihukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

"Tapi kalau ada yang masih bandel, kalau ada niat untuk korupsi, ada mens rea, maka silakan bapak ibu digigit dengan keras. Uang negara harus diselamatkan," tegasnya.

Jokowi bilang, kepercayaan rakyat harus terus dijaga. Penegak hukum, kepolisian, jaksa, penyidik dan lainnya harus bekerja dengan tegas dan benar. Namun, jangan sampai dalam menjalankan tugas membuat pejabat ketakutan.

"Tetapi juga saya ingatkan jangan menggigit orang yang tidak salah. Jangan menggigit yang tidak ada mens rea. Juga jangan menyebarkan ketakutan kepada para pelaksana dalam menjalankan tugasnya," ujar Jokowi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Jokowi: Tak Seorang pun Bisa Pastikan Kapan Pandemi Covid-19 Berakhir

Jokowi Pimpin Sidang Kabinet
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan ketika memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Kamis (3/10/2019). Topik Sidang Kabinet Paripurna tersebut yakni Evaluasi Pelaksanaan RPJMN 2014-2019 dan Persiapan Implementasi APBN 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan, pandemi Covid-19 tak dapat dipastikan kapan berakhirnya. Karernanya, dia ingin masyarakat bisa tetap produktif dengan menerapkan gaya hidup new normal sesuai protokol kesehatan.

"Tak seorang pun yang bisa memastikannya berakhir (Covid-19), kita ingin sehat, tapi juga tetap produktif," kata Presiden Jokowi melalui akun media sosialnya, pada Minggu 14 Juni 2020.

Presiden Jokowi mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk terus beradaptasi. Salah satu caranya, dengan masa transisi menuju kenormalan baru atau new normal.

"Kehidupan harus tetap berjalan dengan mengadaptasi tatanan hidup baru," yakin Presiden Jokowi.

Gaya hidup adaptif mengikuti protokol kesehatan, lanjut dia, akan terus dilakukan hingga ditemukannya vaksin Covid-19.

"Sembari menanti ditemukannya vaksin Covid-19, kita harus hidup mengikuti protokol kesehatan," Jokowi menandasi.

Berdasarkan data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Sabtu 13 Juni 2020, kasus positif corona di Indonesia sudah mencapai 37.420. Dalam periode 12 sampai 13 Juni 2020, kasus positif baru bertambah 1.014 orang.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya