Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat transaksi e-commerce pada Maret 2020 mencapai Rp 20,7 triliun. Angka tersebut naik 9,9 persen dari Februari yang diperkirakan terjadi karena panic buying. Peningkatan jumlah penjualan paling banyak pada kategori kesehatan dan sembako.
Staf Ahli Bidang Transformasi Digital, Kreativitas, dan Sumber Daya Manusia Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Mira Tayyiba, menyebutkan bahwa transaksi pada April 2020 menurun sebesar 15 persen dan kembali naik menjelang Ramadan dan Lebaran.
Baca Juga
Mira mengatakan bahwa pada 14 Mei lalu, Presiden Joko Widodo meluncurkan gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia, dimana UMKM offline dibantu untuk digitalisasi.
Advertisement
"UMKM offline dibantu untuk di-online-kan karena UMKM ini adalah salah satu sektor yang paling terdampak dari pandemi. Jadi digital ini tidak hanya memberikan layanan kepada pengguna, tapi juga membantu sektor lain yang terdampak," kata Mira, Selasa (16/6/2020).
Sejak diluncurkannya pada 14 Mei sampai dengan 9 Juni kemarin, sudah ada 301.115 UMKM yang didigitalisasikan dengan GMV dari 27 Mei sampai dengan 2 Juni sebesar 2.080 persen.
"Kegiatan belanja online diperkirakan akan terus berlanjut pasca pandemi," papar Mira.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
E-Commerce
Sebagai acuan, Mira menyebut dua e-commerce terbesar di Indonesia, yakni Tokopedia dan BukaLapak yang meraup pengguna paling banyak terutama saat pandemi Covid-19.
"Tokopedia, selama Maret 2020, tiga kategori favorit, yakni kesehatan, hand sanitizer, vitamin, dan masker. Rumah tangga meliputi desinfektan, tisu, air purifier, serta kategori makanan dan minuman seperti daging sapi, jahe, dan kurma," jelas Mira.
Tak jauh berbeda, BukaLapak juga mengalami kenaikan penjualan dalam kategori serupa.
Advertisement