Pemerintah Jamin Bahan Kebutuhan Pokok Aman Sampai Desember 2020

Sempat terjadi gangguan impor menjelang Perayaan Hari Raya Idul Fitri.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jun 2020, 20:40 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2020, 20:40 WIB
Polemik Impor Beras Masih Menunggu Data Produksi Beras dari BPS
BPS tengah menyiapkan metode penelitian yang baru, terkait data pangan BPS yang selama ini dinilai tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjamin ketersediaan 11 neraca kebutuhan pokok nasional sampai Desember 2020. Sebelas kebutuhan pokok nasional yang dimaksud yaitu beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabe merah, cabe rawit, daging merah, daging ayam, telur ayam ras gula pasir dan minyak goreng.

"Perkiraannya relatif sampai Desember masih aman," kata Airlangga dalam Webinar IPMI bertema 'Triple Helix Innovation for Sustainable Food System in Indonesia Amid Covid-19', Jakarta, Selasa (16/6).

Ketua Umum Partai Golkar ini mengakui sempat terjadi gangguan impor menjelang Perayaan Hari Raya Idul Fitri. Hal ini terjadi karena beberapa negara pengekspor bahan pangan menetapkan kebijakan penguncian wilayah (lockdown). Sehingga menyebabkan beberapa komoditas yang biasanya impor mengalami kendala.

"Jadi beberapa komoditas yang biasanya kita menggantungkan ke india itu kita tidak bisa bergerak sama sekali," kata dia.

Airlangga melanjutkan, terkait kebutuhan bahan pangan domestik masih didominasi oleh kebutuhan energi dari tanaman. Rekomendasi angka kecukupan energi sebesar 2.100 kkal per kapita per hari.

Rekomendasi angka kecukupan protein sebesar 56 gram per kapita per hari. Namun produksi jenis bahan pangan kurang beragam karena energi didominasi oleh padi atau beras.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Produksi Pangan

Musim Kemarau, Harga Gabah Petani Alami Kenaikan
Petani memisahkan bulir padi dari tangkainya saat panen di sawah yang terletak di belakang PLTU Labuan, Pandeglang, Banten, Minggu (4/8/2019). Kurangnya pasokan beras dari petani akibat musim kemarau menyebabkan harga gabah naik. (merdeka.com/Arie Basuki)... Selengkapnya

Untuk itu usulan kebijakannya yakni sistem produksi diarahkan memproduksi bahan pangan yang beragam.

"Jadi salah satu kuncinya diversifikasi agar kita sepenuhnya tidak tergantung pada industri protein yang kita gunakan sekarang," kata Airlangga.

Terutama pada bahan pangan lokal untuk wilayah-wilayah yang secara tradisional digemari oleh masyarakat. Artinya protein daging, ikan dan diversifikasi ke tepung terigu dan tepung sagu.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya