Teknologi Modular Percepat Penyelesaian Konstruksi di Masa Pandemi

Kementerian PUPR menggunakan teknologi modular untuk respon cepat penyelesaian pembangunan konstruksi di tengah pandemi virus corona.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 18 Jun 2020, 12:00 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2020, 12:00 WIB
Memantau Progres Pembangunan Flyover Gaplek
Pekerja memasang baja konstruksi saat pembangunan Flyover Gaplek di Jalan Martadinata, Pamulang, Tangerang Selatan, Minggu (1/3/2020). Pembangunan Flyover Gaplek ditargetkan selesai pada tahun ini. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggunakan teknologi modular untuk respon cepat penyelesaian pembangunan konstruksi di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

Metode pelaksanaannya memanfaatkan material atau komponen fabrikasi yang dibuat di luar lokasi proyek atau di dalam lokasi proyek, kemudian diinstal di lapangan

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan dukungan inovasi dan teknologi diperlukan dalam pembangunan infrastruktur untuk menjadi lebih baik, cepat, dan lebih murah.

"Pemanfaatan teknologi yang tepat guna, efektif, dan ramah lingkungan juga didorong guna menciptakan nilai tambah dan pembangunan berkelanjutan sehingga manfaat infrastruktur dapat dirasakan generasi mendatang," kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis, Kamis (18/6/2020).

Menurut Menteri Basuki, keunggulan teknologi modular di antaranya hemat waktu dan efisien lantaran sudah diproses dan dicetak di pabrik sehingga bisa langsung diinstall di lokasi pembangunan. Mutu beton yang dibuat secara modular juga lebih terjaga kestabilannya karena dibuat mengikuti standar tertentu.

*Penggunaan teknologi modular juga lebih ramah lingkungan dibanding dengan beton konvensional karena dibuat di tempat khusus dan terpisah sehingga limbah sisa pengerjaan tidak mencemari lingkungan," jelasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bangun Fasilitas Kesehatan

Mengintip Kesiapan RS Darurat COVID-19 di Wisma Atlet Kemayoran
Petugas menyiapkan perlengkapan ruang isolasi Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 di Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/3/2019). RS Darurat Penanganan COVID-19 hampir 100 persen rampung. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sebagai bentuk respon cepat selama pandemi corona, Kementerian PUPR telah membangun sejumlah fasilitas kesehatan dengan menggunakan teknologi modular seperti fasilitas observasi/karantina di Pulau Galang untuk pengendalian infeksi penyakit menular. Fasilitas observasi/karantina di Pulau Galang ini berhasil dirampungkan dalam waktu 30 hari, yakni 8 Maret 2020 sampai 6 April 2020.

Kemudian menyelesaikan pembangunan Gedung Arjuna dan Gedung Yudhistira RS Akademik UGM sebagai rumah sakit rujukan Covid-19 di Yogyakarta yang selesai dalam waktu 37 hari. RS Akademik UGM memiliki kapasitas 107 tempat tidur dengan anggaran Rp 1,829 triliun.

Selain dimanfaatkan untuk penanganan pandemi, Kementerian PUPR pada 2018 telah membangun bendung dengan teknologi modular di Sungai Gugubali, Desa Tiley, Pulau Morotai, Maluku Utara dengan lebar kurang lebih 30 meter dan untuk mengairi daerah irigasi seluas 300 hektar.

Bendung ini terbuat dari susunan blok-blok beton tipe Pusair yang saling mengikat dan mengunci sehingga membentuk struktur ambang dan pelimpah bendung. Berat per unit blok beton sekitar 170 Kg sehingga masih dapat diangkat secara manual oleh 2-3 orang dan tidak memerlukan alat berat. Struktur ini juga sangat bermanfaat untuk pekerjaan konstruksi pada remote area.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya