Jalan di 79 Lokasi, Padat Karya ABSAH Serap 20.755 Orang

Pada tahun anggaran 2020, sasaran Program ABSAH sebanyak 94 lokasi dengan alokasi sebesar Rp 38 miliar.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 26 Jun 2020, 13:10 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2020, 13:10 WIB
Program pembangunan Akuifer Buatan Simpanan Air Hujan (ABSAH)
Program pembangunan Akuifer Buatan Simpanan Air Hujan (ABSAH). (Dok. Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyalurkan program pembangunan Akuifer Buatan Simpanan Air Hujan (ABSAH) melalui Padat Karya Tunai (PKT) tahun anggaran 2020 untuk mendukung penanganan dampak sosial ekonomi wabah virus corona (Covid-19), khususnya untuk mengurangi angka pengangguran dan mempertahankan daya beli masyarakat.

Inovasi ABSAH merupakan infrastruktur penyediaan air baku mandiri dengan prinsip kerja menampung air hujan dalam tampungan yang disaring dengan media akuifer buatan seperti kerikil, pasir, bata merah, batu gamping, ijuk, dan arang.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, penyaluran Padat Karya ABSAH dilaksanakan melalui pembangunan infrastruktur yang melibatkan masyarakat setempat sebagai pelaku pembangunan, khususnya infrastruktur berskala kecil atau pekerjaan sederhana yang tidak membutuhkan teknologi.

"Selain untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat, PKT juga bertujuan mendistribusikan dana hingga ke desa/ pelosok dan mengurangi pengangguran akibat dari pandemi Covid-19. Pola pelaksanaan PKT juga harus memperhatikan protokol physical and social distancing untuk pencegahan penyebaran Covid-19," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (26/6/2020).

Pada tahun anggaran 2020, sasaran Program ABSAH sebanyak 94 lokasi dengan alokasi sebesar Rp 38 miliar. Hingga pertengahan Juni 2020, pembangunan ABSAH terealisasi sebanyak 79 lokasi yang dikerjakan oleh 10 Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS/BWS) Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, dengan progres konstruksi seluruhnya mencapai 55,54 persen dan telah menyerap 20.755 Hari Orang Kerja (HOK).

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Di Daerah Kering

Ratusan hektar lahan pertanian di kawasan Wanaraja, wilayah Garut Utara mulai mengalami kekeringan akibat musim kemarau berkepanjangan
Ratusan hektar lahan pertanian di kawasan Wanaraja, wilayah Garut Utara mulai mengalami kekeringan akibat musim kemarau berkepanjangan (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Pembangunan ABSAH diprioritaskan pada daerah kering, kawasan sulit air karena faktor geologi dan iklim, pulau–pulau kecil, dan daerah berair asin. Di Jawa Tengah, inovasi ABSAH dibangun masing-masing satu lokasi di Kabupaten Demak, Grobokan, dan Pemalang serta 19 lokasi di Kabupaten Sukoharjo.

Provinsi lain yang menjadi sasaran ABSAH yakni Maluku. Pembuatan ABSAH di Maluku sebanyak 35 lokasi berada di Kabupaten Maluku Barat dengan status terkontrak, yakni Desa Oirata Barat 5 lokasi, Desa Wonreli 5 lokasi, Dusun Worono 5 lokasi, Desa Oirata Timur 5 lokasi, Desa Purpura 5 lokasi, Dusun Son Putih 5 lokasi.

Menurut Menteri Basuki, kehadiran ABSAH di wilayah Maluku diharapkan dapat membantu penyediaan air bersih dan air minum masyarakat dari air hujan yang memenuhi baku mutu untuk melayani standar kebutuhan air baku minimal di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi akibat wabah pandemi.

Sehingga masyarakat setempat akan terbantu secara sosial maupun ekonomi karena tidak harus membeli air (memanfaatkan air hujan).

"Selain itu dukungan inovasi dan teknologi diperlukan dalam pembangunan infrastruktur untuk menjadi lebih baik, cepat, dan lebih murah. Pemanfaatan teknologi yang tepat guna, efektif, dan ramah lingkungan juga didorong guna menciptakan nilai tambah dan pembangunan berkelanjutan sehingga manfaat infrastruktur dapat dirasakan generasi mendatang," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya