Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendukung percepatan pengembangan kawasan industri di Batang, Jawa Tengah. Pengembangan ini akan mampu menarik investasi potensial dari sejumlah perusahaan yang ingin merelokasi pabriknya dari China.
"Kami melihat, kawasan industri di Batang ini memiliki lokasi yang strategis. Secara geografis, akses Kabupaten Batang dekat dengan Kota Semarang yang memiliki Bandara Internasional Ahmad Yani," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulis, Rabu (1/7/2020).
Agus menegaskan, pihaknya akan mendorong kepada pengelola kawasan industri Batang untuk dapat melengkapi fasilitasnya, termasuk infrastruktur pasokan energi dan akses logistik. Hal ini akan menjadi daya tarik bagi investor karena terciptanya area yang terintegrasi.
Advertisement
Beberapa perusahaan multinasional yang akan merelokasi pabriknya dari China ke Indonesia, antara lain berasal dari Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Amerika Serikat. Saat ini, terdapat tujuh perusahaan yang sudah memastikan bakal merelokasi usahanya ke Indonesia.
Diperkirakan relokasi tersebut akan mendatangkan nilai investasi sebesar USD 850 juta. Sekaligus mampu menyerap 30.000 tenaga kerja lokal.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
150 Perusahaan Hengkang dari China
Bidang usaha perusahaan yang akan relokasi tersebut meliputi industri elektronika, audio dan video, lampu dengan tenaga surya, hingga suku cadang kendaraan bermotor yang semuanya berorientasi ekspor.
Selain itu, terdapat 17 perusahaan lain yang menyatakan komitmen untuk melakukan relokasi atau diversifikasi usaha mereka ke Indonesia, dengan proyeksi total nilai investasi sebesar USD37 miliar dan menyerap tenaga kerja mencapai 112.000 orang.
Salah satu investor potensial tersebut adalah LG Chemical, yang ingin menggelontorkan dananya hingga USD9,8 miliar, dengan potensi penyerapan kerja sebanyak 14.000 orang. Perusahaan lainnya, yakni PT Meiloon Technology Indonesia, PT Sagami Indonesia, PT CDS Asia (Alpan), PT Kenda Rubber Indonesia, PT Denso Indonesia, dan PT Panasonic Manufacturing Indonesia.
"Dari data yang kami rangkum, sudah ada sekitar 150 perusahaan yang akan hengkang dari China. Dari jumlah tersebut, 110 perusahaan berasal dari Amerika Serikat dan 40 lainnya berasal dari Jepang. Ini tentu sebuah potensi yang harus kita tangkap dan harus betul-betul siap," ujarnya.
Â
Advertisement
Insentif Fiskal
Lebih lanjut, menurut Agus, Indonesia sudah mempunyai insentif fiskal yang dapat menarik minat investor, seperti tax holiday, tax allowance, hingga super deduction tax. Pun, pemerintah tengah berdiskusi dengan sejumlah investor dan berusaha mengakomodasi apa saja yang dibutuhkan mereka.
Oleh karena itu, Agus optimistis, Indonesia masih menjadi salah satu negara tujuan utama investasi di kawasan ASEAN. "Negara ASEAN lainnya pasti berlomba-lomba menggelar karpet merah untuk 150 perusahaan itu, termasuk India dan Bangladesh," imbuhnya.