Harga Minyak Melonjak 2 Persen Dibayangi Lonjakan Kasus Corona di AS

Harga minyak mentah berjangka Brent naik USD 1,11 atau 2,64 persen menjadi USD 43,14 per barel.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 03 Jul 2020, 08:30 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2020, 08:30 WIB
Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik pada perdagangan Kamis (Jumat waktu Jakarta) setelah data pengangguran di AS menurun serta terjadinya penurunan tajam dalam stok minyak mentah.

Meskipun kekhawatiran bahwa lonjakan infeksi virus corona di AS bisa menghambat pemulihan permintaan bahan bakar membuat keuntungan tetap terkendali.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan payroll non-pertanian AS meningkat sebesar 4,8 juta pada Juni. Hal ini diluar ekspektasi.

Dikutip dari CNBC, Jumat (3/7/2020), harga minyak mentah berjangka Brent naik USD 1,11 atau 2,64 persen menjadi USD 43,14 per barel, setelah naik 1,8 persen di sesi sebelumnya.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate naik 83 sen, atau 2,08 persen menjadi USD 40,65 per barel, menambah kenaikan 1,4 persen pada hari Rabu.

Data Administrasi Informasi Energi AS menunjukkan, persediaan minyak mentah AS turun 7,2 juta barel dari rekor tertinggi pekan lalu. Ini jauh lebih banyak dari yang diperkirakan para analis, ketika kilang meningkatkan produksi dan impor berkurang.

"Harga minyak tetap stabil karena OPEC telah melakukan tugasnya di sisi pasokan, dan ketidakpastian utama sekarang tetap pada pemulihan permintaan," kata Harry Tchilinguirian, Kepala Penelitian Komoditas di BNP Paribas.

"Minyak mentah melampaui ekspektasi hasil imbang tetapi stok bensin naik, yang berarti pemulihan setidaknya berhenti selama seminggu," lanjut dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kasus Corona di AS

Akibat Virus COVID-19, Kawasan Pecinan Los Angeles Sepi
Aktivitas pedagang saat kawasan Pecinan sepi pengunjung di Los Angeles, California (13/2/2020). Kawasan Pecinan di Los Angeles dihindari wisatawan di tengah merebaknya virus corona COVID-19. Terlebih setelah 15 kasus virus corona dikonfirmasi di Amerika Serikat. (AFP/Mark Ralston)

Kasus baru virus corona di Amerika Serikat naik hampir 50 ribu kasus pada Rabu kemarin, menurut penghitungan Reuters. Ini menjadi lonjakan satu hari terbesar sejak dimulainya pandemi.

California membatalkan upaya unatuk membuka kembali ekonominya, melarang makan restoran indoor di banyak negara bagian, menutup bar dan meningkatkan penegakan jarak sosial dan langkah-langkah lainnya.

Perhatian akan tertuju pada aktivitas berkendara di AS. selama liburan akhir pekan 4 Juli mendatang dan seberapa cepat produsen AS menghidupkan kembali produksi yang ditutup, kata para analis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya