Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Kuartal II Terkontraksi Akibat PSBB

Kontraksi ekonomi Indonesia pada April-Mei 2020 sebagai dampak kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jul 2020, 16:50 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2020, 16:50 WIB
Target Pertumbuhan Ekonomi
Suasana gedung-gedung bertingkat yang diselimuti asap polusi di Jakarta, Selasa (30/7/2019). Badan Anggaran (Banggar) DPR bersama dengan pemerintah menyetujui target pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran angka 5,2% pada 2019 atau melesat dari target awal 5,3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 kontraksi. Kontraksi tersebut terjadi karena pemerintah mengeluarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II 2020 diperkirakan mengalami kontraksi, dengan level terendah tercatat pada Mei 2020," kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo di Gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (16/7/2020).

Perry menuturkan, perkembangan ini dipengaruhi oleh kontraksi ekonomi domestik pada April-Mei 2020. Hal ini sejalan dengan dampak kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengurangi aktivitas ekonomi.

Perkembangan terkini pada Juni 2020 menunjukkan ekonomi Indonesia mulai membaik seiring relaksasi PSBB. Meskipun hal itu belum kembali kepada level sebelum pandemi COVID-19.

Selain itu, beberapa indikator dini permintaan domestik menunjukkan perkembangan positif ini. Misalnya pada penjualan ritel, Purchasing Manager Index, ekspektasi konsumen, dan berbagai indikator domestik lain, yang mulai meningkat.

Kinerja ekspor Juni 2020 pada beberapa komoditas seperti besi dan baja juga membaik. Ini seiring dengan adanya peningkatan permintaan dari Tiongkok untuk proyek infrastruktur.

Ke depan, akselerasi pemulihan ekonomi domestik diharapkan dapat membaik. Yakni melalui kecepatan penyerapan stimulus fiskal, keberhasilan restrukturisasi kredit dan korporasi. Termasuk pemanfaatan digitalisasi dalam kegiatan ekonomi, kegiatan UMKM, dan efektivitas implementasi protokol kesehatan Covid-19 di era kenormalan baru.

Bank Indonesia melalui bauran kebijakannya akan terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dan otoritas terkait agar berbagai kebijakan yang ditempuh semakin efektif mendorong pemulihan ekonomi Indonesia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan video pilihan berikut ini:

Bank Dunia Ramal Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 6 Persen di 2022

Target Pertumbuhan Ekonomi
Gedung bertingkat mendominasi kawasan ibu kota Jakarta pada Selasa (30/7/2019). Badan Anggaran (Banggar) DPR bersama dengan pemerintah menyetujui target pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran angka 5,2% pada 2019 atau melesat dari target awal 5,3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bank Dunia (World Bank) masih memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia 0 persen. Namun pada 2021 dimungkinkan ada peningkatan 4,8 persen, dan 6 persen berikutnya di tahun 2022.

“Kita sekarang berada di mana pada tahun ini kalau kita bicara forecast untuk pertumbuhan PDB itu diestimasi 0 persen, kita ekspektasinya akan ada pemulihan tetapi sangat perlahan, mungkin di 2021 ada peningkatan sebesar 4,8 persen dan 6 persen di 2022,” kata World Bank Lead Economist untuk Indonesia, Frederico Gil Sander dalam laporan Indonesia Economic Prospects Juli 2020 secara virtual, Kamis (16/7/2020).

Peningkatan tersebut disebabkan account defisit menjadi semakin sempit pada tahun 2020, namun  di 2021 itu menjadi lebih lebar sedikit.

Memang pertumbuhan ekonomi 0 persen ini bergantung pada asumsi yang digunakan, seperti relaksasi dari pembatasan gerakan dan lain-lainnya.

“Jadi apabila Indonesia menggunakan asumsi di mana kontraksi ekonomi akan menjadi lebih cepat, dan perbatasan pergerakan juga akan digalakkan kembali lagi,” ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya