Sri Mulyani Minta STAN Ikut Rumuskan Kebijakan saat Pandemi Covid-19

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menjadi salah satu pembicara dalam acara Dies Natalis Politeknik Keuangan Negeri (PKN) STAN ke-5.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Jul 2020, 18:30 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2020, 18:30 WIB
Sri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 TSri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 T
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu (20/2). Kemenkeu mencatat defisit APBN pada Januari 2019 mencapai Rp45,8 triliun atau 0,28 persen dari PDB. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menjadi salah satu pembicara dalam acara Dies Natalis Politeknik Keuangan Negeri (PKN) STAN ke-5. Dalam kesempatan itu, dirinya mengungkapkan berbagai macam tantangan mengelola keuangan negara di tengah kondisi Covid-19.

Sri Mulyani mengatakan, penerimaan negara pada tahun ini diperkirakan turun akibat pendapatan di sektor pajak drop, karena perusahaan-perusahaan berhenti beroprasi. Di sisi lain, pihaknya juga harus mempromosikan kebijakan di bidang perpajakan untuk membuat ekonomi kembali bangkit.

"Jadi tolong teman-teman yang ada di dalam STAN jangan hanya sibuk mengajarkan mengenai aturan pajak, pasal ini, mengenai penghitungan pajak. Tapi polecy perpajakan menjadi luar biasa penting bagaimana kita akan melihat dalam kondisi ini untuk memberikan insentif bagi perusahaan," kata Sri Mulyani dalam sambutannya, Sabtu (18/7/2020).

Menurut Sri Mulyani, keterlibatan seluruh civitas PKN STAN menjadi penting untuk sama-sama membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Selanjutnya

DPR dan Menteri Keuangan Bahas RUU Prioritas 2020
Menteri Keuangan Sri Mulyani menghadiri rapat konsultasi dengan DPR di Ruang Pansus B, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (16/12). Rapat membahas program Omnibus Law dan RUU Prolegnas Prioritas tahun 2020 terkait keuangan dan perkembangan makro fiskal dan keuangan negara. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Apalagi, kata dia, Dies Natalis ke-5 hari ini mengangkat tema 'Bersatu Dalam Asa Rajut Ekonomi Bangsa'. Tema tersebut sudah sangat tepat untuk ditafsirkan dan diterjemahkan dalam kondisi sekarang ini.

"Bagaimana Anda bersatu di dalam harapan asa ini untuk membangkitkan kembali ekonomi maka polecy perpajakannya seperti apa? bagaimana di bidang Bea Cukai kita tidak hanya belajar bagaimana memeriksa barang dan memeriksa dokumen tapi kita bicara kapan pada saat terjadi kebutuhan Covid ini kita harus menutup dan membuka perdagangan kita bagaimana membantu produser untuk mengimpor bahan baku secara lebih baik," ungkap dia.

"Saya berharap semua mahasiswa staf pengajar civitas akademik dari alumni ini adalah suatu laboratorium hidup yang menjadi tantangan di bidang keuangan negara. Bagi Anda semuanya jadi menurut saya tidak ada waktu berpikir sempit apalagi kita berpikir sangat-sangat tidak produktif," sambung dia.

Dwi Aditya Putra

Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya