Pemerintah Terus Kurangi Impor LPG, Ini Caranya

Pemerintah terus menggencarkan pengadaan Dimethyl Ether (DME)

oleh Athika Rahma diperbarui 22 Jul 2020, 12:40 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2020, 12:40 WIB
Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus menggencarkan pengadaan Dimethyl Ether (DME) untuk menekan imporLliquefied Petroleum Gas (LPG) yang semakin melonjak tiap tahunnya.

Menurut data Handbook of Energy Statistics of Indonesia, angka impor LPG di tahun 2019 mencapai 5,7 juta ton atau sekitar 75 persen dari total kebutuhan LPG nasional. Sedangkan, kilang domestik hanya bisa memproduksi 1,9 juta ton LPG.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyatakan, ada beberapa alasan mengapa pemerintah menggencarkan realisasi DME untuk menghilangkan ketergantungan Indonesia kepada LPG.

"DME memiliki kemiripan sifat dengan LPG, berasal dari sumber yang dapat diperbarui dan bahan bakar fosil, mudah terurai di udara sehingga tidak merusak ozon dan menghasilkan kualitas nyala api yang biru dan stabil," jelas Dadan dalam paparannya kepada awak media, Rabu (22/7/2020).

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Batu Bara

Tambang batu bara
Aktivitas di tambang batu bara di Lubuk Unen, Kecamatan Merigi Kelindang, Kabupaten Bengkulu Tengah. (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo Putro)

Adapun, bahan baku DME bisa berasal dari batu bara, CBM, bio massa, gas bumi hingga limbah. Pemerintah sendiri, saat ini, berupaya menggenjot DME dari batu bara.

Hal itu diwujudkan dalam kerjasama antara 2 BUMN energi, yaitu Pertamina dan PT Bukit Asam dalam proyek gasifikasi batu bara untuk menghasilkan DME, yang diharapkan bisa menjadi produk subtitusi LPG di masa mendatang.

"Batu bara yang dimanfaatkan ialah batu bara kualitas rendah, yang harganya bisa didapatkan di angka USD 20 per ton," katanya.

Jika sudah jadi, DME bisa digunakan untuk bahan bakar transportasi seperti truk diesel (dicampur dengan LGV), refrigerants, penggunaan gas rumah tangga, hingga industrial burner (pemantik api dengan skala kebutuhan pabrik).

 

Kajian

Ekspor Batu Bara Indonesia Menurun
Aktivitas pekerja menggunakan alat berat saat menurunkan muatan batu bara di Pelabuhan KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Hingga saat ini, Balitbang ESDM telah melakukan beberapa tahapan pengkajian DME. Yang terbaru, Balitbang ESDM telah selesai melakukan uji terap DME untuk rumah tangga di beberapa titik wilayah.

"Untuk rumah tangga, hasilnya ialah mudah dalam menyalakan kompor, stabilitas nyala api normal, mudah dalam pengendalian nyala api, warna api biru, meskipun waktu memasak lebih lama, 1,1 hingga 1,2 kali dari LPG," jelas Dadan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya