Pertama Kali dalam 17 Tahun, Korea Selatan Masuk Jurang Resesi

Korea Selatan memasuki resesi untuk pertama kalinya dalam 17 tahun terakhir karena ekspor anjlok imbas pandemi covid-19.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 23 Jul 2020, 09:30 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2020, 09:30 WIB
Museum Nasional Korea Dibuka Lagi
Pengunjung yang mengenakan masker antre untuk membeli tiket memasuki ruang pameran di Museum Nasional Korea di Seoul, Korea Selatan, Rabu (22/7/2020). Museum ini dibuka kembali pada Rabu (22/7) setelah ditutup selama dua bulan akibat pandemi corona Covid-19. (AP Photo/Ahn Young-joon)

Liputan6.com, Jakarta - Korea Selatan memasuki resesi untuk pertama kalinya dalam 17 tahun terakhir. Ini karena ekspor anjlok imbas pandemi covid-19.

Bank of Korea mengumumkan bahwa produk domestik bruto negara itu turun 3,3 persen pada periode April-Juni dibandingkan kuartal sebelumnya, sebesar 1,3 persen. Ini adalah pertama kalinya ekonomi menyusut selama dua kuartal berturut-turut sejak 2003, dan penurunan kuartalan adalah yang paling curam sejak 1998.

Ekspor turun hingga 16,6 persen, dan merupakan penurunan paling tajam sejak 1963. Serta impor yang juga turun 7,4 persen. Sementara konsumsi swasta meningkat 1,4 persen karena pengeluaran yang lebih tinggi untuk barang tahan lama, seperti mobil dan peralatan rumah tangga.

"Perekonomian Korea telah menurun sejak Oktober 2017, dan goncangan covid-19 mempercepat laju penurunan ekonomi," kata direktur BOK Park Yang-soo seperti dilansir dari Nikkei, Kamis (23/7/2020).

Menteri Keuangan Hong Nam-ki mengatakan, penutupan ekonomi global selama pandemi ini telah menghentikan jalur produksi luar negeri perusahaan-perusahaan Korea di Vietnam dan India. Sehingga semakin membebani ekspor

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Naikkan Pajak Properti

Gedung di Korsel Tampilkan Pesan Terima Kasih Untuk Petugas Medis
Pesan terima kasih dan dukungan untuk petugas kesehatan, pekerja garis depan dan negara yang memerangi virus corona baru ditampilkan di sebuah gedung di Seoul, Korea Selatan, Senin, (20/7/2020). (AP Photo/Lee Jin-man)

Resesi terjadi ketika Presiden Moon Jae-in berencana untuk menaikkan pajak properti dan penjualan untuk menjinakkan harga rumah yang melonjak, terutama di Seoul.

Kebijakan semacam itu memberi sedikit ruang bagi Bank of Korea (BOK) untuk melonggarkan kebijakan lebih lanjut. Ini karena risiko suku bunga yang lebih rendah memberikan terlalu banyak likuiditas di pasar perumahan.

Gubernur BOK Lee Ju-yeol mengatakan, pekan lalu penting untuk membiarkan aliran likuiditas melimpah ke sektor-sektor produktif. "Yang paling penting adalah kita memiliki banyak tempat produktif untuk menarik investasi," kata Lee dalam sebuah konferensi pers.

Lee mengatakan, PDB negara itu dapat berkontraksi lebih lanjut tahun ini. Lebih dalam dari perkiraan bank sentral yakni minus 0,2 persen pada bulan Mei.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya