12 Juta UMKM Dapat Bantuan Modal, Jokowi Optimis Ekonomi Kuartal IV Membaik

Pemerintah pada awal Agustus akan memberikan bantuan modal kerja produktif, kepada 12 juta UMKM.

oleh Tira Santia diperbarui 23 Jul 2020, 11:15 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2020, 11:15 WIB
Jokowi Sosialisasikan Penurunan Pajak
Presiden Jokowi memberikan sambutan pada sosialisasi PPh final UMKM di Sanur, Sabtu (23/6). Mengenakan pakaian adat Bali, Jokowi mensosialisasikan penurunan tarif pajak PPh kepada lebih dari seribu pelaku usaha. (Liputan6.com/Pool/Biro Pers Setpres)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pada awal Agustus akan memberikan bantuan modal kerja produktif, kepada 12 juta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV.

“Sebentar lagi di awal Agustus akan kita berikan kepada 12 juta UMKM, kita namakan bantuan modal kerja produktif kita harapkan akan mengungkit ekonomi kita,” kata Jokowi di Istana Presiden, Jakarta, Kamis (23/7/2020).

Selain itu, ia memuji kinerja dari Kementerian Koperasi dan UKM yang saat ini cukup cepat dalam menyalurkan bantuan. Misalnya melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB)  seperti penyaluran pinjaman yang sudah tersalurkan sebesar Rp 381,4 miliar kepada koperasi.

“Saya kira ini angka yang jangan berhenti, besok tambah lagi, minggu depan tambah lagi, sehingga Koperasi-koperasi yang kita miliki betul-betul likuiditasnya baik, dan bisa memberikan pinjaman kepada para anggotanya, saya harapkan baik di LPDB maupun di koperasi prosesnya sederhana dan cepat,” katanya.

Menurutnya yang dibutuhkan saat ini adalah kecepatan dalam menyalurkan dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pandemi covid-19. Selain itu, diusahakan agar Kementerian Koperasi dan UKM tidak menunggu suatu koperasi bangkrut baru ditolong, karena tak ada gunanya jika begitu.

“Saya tidak ingin koperasinya tutup baru dibantu, itu tidak ada artinya jangan nunggu pelaku usaha juga sama segera bantu mereka, dan gunakan tambahan kerja produktif ini untuk menggerakkan ekonomi utamanya yang berada di daerah,” ungkapnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pemberian Likuiditas

Duterte Sambut Jokowi di Istana Malacanang-Ap-20170428
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan keterangan pers usai menggelar pertemuan bilateral di Istana Malacanang di Manila, Filipina, Jumat (28/4). (AP Photo / Bullit Marquez)

Jokowi berharap, awal dari pemberian likuiditas kepada koperasi bisa dengan cepat tersalurkan ke seluruh koperasi di Indonesia, agar bisa disalurkan kembali ke pelaku UMKM.

Katanya, momentum pandemi covid-19 ini bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mencapai keadaan ekonomi yang baik untuk kedepannya.

“Kita hanya punya waktu untuk Juli, Agustus, dan September, kalau kita mengungkit ini insya Allah nanti di kuartal IV lebih mudah, dan  tahun depan kita akan jauh lebih mudah,” pungkasnya.   

Dapat Bantuan Modal, Jokowi Minta Pedagang Tak Pakai untuk Beli HP dan Pulsa

Presiden Jokowi Temui Pelaku UMKM di Istana
Presiden Joko Widodo berbincang dengan asosiasi pengusaha mikro, kecil dan menengah di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (18/6/2019). Jokowi mengatakan, pelaku UMKM di Indonesia memiliki kesempatan yang masih sangat longgar untuk mengembangkan usaha. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para pedagang kecil dan mikro untuk memanfaatkan bantuan modal kerja guna menambah modal usaha atau ekspansi, serta tidak menggunakan bantuan untuk keinginan yang tidak diperlukan seperti telepon genggam (handphone) atau pulsa.

“Jangan sekali-kali tambahan modal kerja ini dipake untuk beli Hp (Handphone), atau beli pulsa, hati hati. Saya ikuti lho ini. Harus dipake betul-betul untuk tambahan modal kerja,” kata Presiden kepada para pedagang kecil dan mikro yang diundang ke Istana Merdeka, Jakarta, dikutip dari Antara, Selasa (21/7/2020).

Presiden mengatakan akan terus memantau efektivitas dari penyaluran bantuan modal kerja sebesar Rp2,4 juta kepada pedagang kecil dan mikro. Total, Presiden akan memberikan bantuan modal kerja kepada 12 juta pedagang kecil dan mikro di Tanah Air.

Dia meminta agar para pedagang asongan, pedagang kaki lima hingga pedagang skala produksi rumahan, bisa menggunakan bantuan modal kerja itu untuk menambah ragam dan ketersediaan barang-barang yang akan dijual. Presiden Jokowi mencontohkan pedagang bahan pokok seperti tahu dan tempe, bisa menambah barang jualan dengan telur.

"Kalau yang usahanya kelontong di rumah ya mestinya nantinya ada tambahan barang-barang tambahan yang ada di warung,” ujar mantan Wali Kota Solo itu.

Jokowi juga memotivasi pelaku usaha kecil dan mikro agar tidak patah semangat dalam menghadapi tekanan pandemi COVID-19.

“Ini bukan hanya di Indonesia, tapi di 215 negara di dunia. Alhamdulillah kita masih bisa berjualan meski omzetnya turun. Ini situasi yang kita hadapi. Saya minta tetap bekerja keras, minta berusaha keras agar omzetnya ini sedikit demi sedikit bisa dinaikan,” ujar dia. 

Pendapatan Turun

Berburu Produk UMKM Unggulan di Pameran KKI 2019
Pengunjung melihat kain selama pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) di Jakarta, Jumat (12/7/2019). Pameran KKI 2019 ini berlangsung selama 3 hari menampilkan produk-produk UMKM RI mulai dari kain, pakaian, tas, hingga berbagai kuliner seperti kopi buatan anak negeri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dia mengetahui sejumlah pelaku usaha kecil dan mikro merasakan penurunan pendapatan atau omzet secara drastis bahkan hingga 50 persen akibat pandemi COVID-19.

"Situasi saat ini bukan normal yang biasanya sehari-hari bisa Rp600 ribu hingga Rp800 ribu, tapi sekarang hanya Rp250 ribu atau lebih kecil dari itu. Semuanya merasakan. Ini tidak hanya terjadi di usaha kecil, tapi usaha menengah kena, usaha gede juga kena," ujar Mantan Wali Kota Solo itu.

Penyelamatan usaha kecil dan mikro memang menjadi salah satu fokus Presiden Jokowi di tengah pandemi COVID-19. Dalam rapat terbatas di Juni 2020 lalu, dia meminta jajarannya segera merealisasikan stimulus di bidang ekonomi agar dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh pelaku usaha kecil.

Pemerintah menyiapkan dana sebesar Rp695,2 triliun untuk menangani pandemi virus Corona baru dan dampak yang menyertainya, sebagaimana yang tertuang dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya