Hasil Riset SMI: Sektor Informasi dan Komunikasi Kebal dari Virus Corona

Pandemi Virus Corona telah menimbulkan dampak tak hanya pada aspek kesehatan tetapi juga perekonomian.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Jul 2020, 14:30 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2020, 14:30 WIB
Ini Yang Harus Dilakukan Operator Jika Layanannya Terganggu
Kualitas layanan telekomunikasi operator seluler sedang banyak dikeluhkan oleh para pelanggannya.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Virus Corona telah menimbulkan dampak tak hanya pada aspek kesehatan tetapi juga perekonomian dan kehidupan sosial yang berimplikasi perlambatan ekonomi pada semester I-2020.

PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI) melakukan analisis terhadap dampak dari Pandemi Covid-19 terhadap perekonomian nasional dan daerah, serta sektor-sektor yang akan unggul di era new normal.

Hasil riset PT SMI menunjukkan sektor informasi dan komunikasi merupakan sektor yang memiliki daya tahan pada masa pandemi Covid-19 dan juga pada era new normal. Selain sektor ini, sektor konstruksi khususnya infrastruktur, sektor industri pengolahan, serta sektor jasa keuangan dan asuransi merupakan sektor-sektor yang diproyeksikan menjadi sektor yang unggul pada era new normal.

Chief Economist PT SMI, I Kadek Dian Sutrisna Artha mengatakan, hasil analisis Divisi Riset Ekonomi PT SMI menunjukkan terjadinya pergeseran peta sektor unggulan untuk provinsi-provinsi di Pulau Jawa pada masa pandemi Covid-19 dan era new normal menuju ke sektor komunikasi dan informasi.

Sementara, untuk Provinsi DKI Jakarta, sektor-sektor yang menjadi unggulan pada masa sebelum pandemi Covid-19 tidak mengalami pergeseran di era new normal.

"Untuk Provinsi Banten, sektor konstruksi dan real estate akan tetap menjadi sektor unggulan pada era new normal. Pergeseran sektor unggulan ke sektor informasi dan komunikasi pada era new normal ini berimplikasi pada pentingnya digitalisasi ekonomi untuk mempercepat proses pemulihan perekonomian," ujar Dian di Jakarta, Senin (27/7).

Akibat pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan I 2020 turun drastis menjadi 2,97 persen (yoy) dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,07 persen, dan perlambatan ekonomi diperkirakan akan berlanjut di Triwulan II 2020.

Analisis Divisi Riset Ekonomi PT SMI juga menunjukkan bahwa Bali dan DI Yogyakarta mengalami penurunan laju pertumbuhan ekonomi paling besar dibandingkan provinsi lainnya.

"Hal ini karena ketergantungan ekonomi kedua daerah tersebut kepada sektor pariwisata, sementara sektor tersebut sangat terpengaruh oleh pembatasan mobilitas masyarakat sejak pandemi melanda," jelas Dian.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Dampak Signifikan

FOTO: 6 Negara dengan Kasus Corona COVID-19 Tertinggi di Dunia
Pekerja rumah sakit memakai masker untuk mencegah terpapar virus corona COVID-19 saat memindahkan jenazah di Brooklyn, New York, AS, Kamis (9/4/2020). Berdasarkan data Worldmeters per Minggu (12/4/2020), jumlah kasus COVID-19 di AS 532.879 terinfeksi dan 20.577 meninggal. (AP Photo/John Minchillo)

Daerah lain yang juga terkena dampak signifikan akibat pandemi adalah daerah yang bergantung pada sumber daya alam seperti Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Gorontalo, Lampung, dan Jambi.

Direktur Utama PT SMI Edwin Syahruzad menegaskan komitmen perseroan dalam mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Pemerintah.

Dia menyampaikan, PT SMI tetap mempertahankan komitmen sebagai katalis pembangunan infrastruktur nasional sekaligus menjadi penggerak pembangunan berkelanjutan yang terpercaya yang memberi dampak positif bagi perekonomian, sosial, dan lingkungan.

"PT SMI akan terus memberi dukungan pembiayaan untuk berbagai proyek infrastruktur di seluruh Indonesia yang akan berkontribusi pada penyerapan tenaga kerja. Sampai Mei 2020, PT SMI telah menyalurkan pembiayaan ke berbagai proyek infrastruktur yang memberi dampak positif terhadap perekonomian sekaligus menyerap tenaga kerja," katanya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Gara-Gara Corona, Realisasi Investasi Kuartal II 2020 Turun 4,3 Persen

20151113-Ilustrasi Investasi
lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sepanjang kuartal II 2020 mencapai Rp 191,9 triliun, turun 4,3 persen dibandingkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp200,5 triliun.

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam paparan realisasi investasi secara daring di Jakarta, Rabu, mengatakan jika dibandingkan dengan kuartal I 2020 yang mencapai Rp210,7 triliun maka capaian April-Juni 2020 itu turun 8,9 persen.

"Capaian ini sudah tentu bukan hasil yang jadi rencana BKPM karena rencana kami (capaian) lebih dari Rp 200 triliun untuk kuartal kedua. Tapi kita tahu sendiri kondisi COVID ini sangat berat, periode kuartal II ini periode yang sangat berat," katanya dikutip dari Antara, Rabu (22/7/2020).

Bahlil menambahkan pihaknya sampai mendatangi masing-masing investor untuk menanyakan masalah yang investor hadapi selama pandemi.

"Sekarang di BKPM baik deputi, direktur, sudah kayak staf saja turun ke lapangan untuk memastikan teman-teman merealisasikan investasi, baik yang mau datang atau yang sudah jalan investasi dan mau ekspansi," katanya. 

Penanaman Modal Asing

20151026-BKPM Luncurkan Layanan Investasi 3 Jam-Jakarta
Seorang konsumen saat berada di loket Migas kantor BKPM, Jakarta, Senin (26/10/2015). Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) merupakan komitmen pemerintah demi memberikan pelayanan prima dan cepat kepada investor. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) sepanjang kuartal II 2020 sebesar Rp 97,6 triliun (50,9 persen), sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 94,3 triliun (49,1 persen).

BKPM juga mencatat lima sektor utama realisasi investasi pada kuartal II 2020 yakni sektor listrik, gas dan air; transportasi, gudang dan telekomunikasi; industri logam dasar, barang logam dan bukan mesin dan peralatannya; industri makanan; serta perumahan, kawasan industri dan perkantoran.

Ada pun berdasarkan sebarannya, realisasi investasi tersebar di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten dan Riau. Sementara lima negara asal investor utama sepanjang triwulan kedua yakni Singapura, Hong Kong, China, Jepang dan Korea Selatan.

Secara kumulatif, realisasi investasi Semester I-2020 mencapai Rp 402,6 triliun atau 49,3 persen dari target realisasi investasi 2020 sebesar Rp 817,2 triliun. Capaian sepanjang Januari-Juni 2020 itu juga tumbuh 1,8 persen dari capaian tahun sebelumnya sebesar Rp 395,6 triliun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya