Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melanjutkan pembangunan infrastruktur di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Itu dilakukan dalam rangka mendukung produktivitas di sektor pariwisata pada tatanan normal baru (new normal) pasca pandemi Covid-19.
Pada 2020, Kementerian PUPR mengalokasikan anggaran sebesar Rp 902,47 miliar untuk mengerjakan 43 paket kegiatan infrastruktur di KSPN Labuan Bajo. Meliputi peningkatan kualitas layanan jalan dan jembatan, penyediaan sumber daya air, permukiman, dan perumahan.
"Presiden Jokowi ingin wajah Labuan Bajo berubah. Untuk itu, ketersediaan infrastruktur jalan yang memadai akan mengubah wajah kawasan, sekaligus mempercepat pengembangan destinasi wisata setempat dan meningkatkan layanan bagi wisatawan mencapai lokasi wisata," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis, Kamis (6/8/2020).
Advertisement
Salah satu pembenahan yang dilakukan yakni penataan destinasi wisata Puncak Waringin tahap II yang kini progresnya mencapai 35 persen.
"Puncak Waringin progresnya 35 perzen. Semuanya on schedule, bahkan lebih cepat dari rencana dengan kualitas hasilnya baik sesuai harapan. Karena Labuan Bajo akan dijadikan destinasi premium, jadi hasilnya harus artistik betul," ujar Menteri Basuki.
Puncak Waringin diharapkan akan menjadi sentra souvenir yang menjadi pusat kegiatan perbelanjaan berbagai produk khas dan tradisional di Labuan Bajo. Sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dengan menjual barang-barang dan kerajinan, seperti kain tenun, kopi, tas, boneka, sepatu, dan perhiasan.
Â
Â
** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penataan Puncak Waringin
Balai Prasarana Permukiman Wilayah Provinsi NTT Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR pada 2020 ini melakukan penataan Puncak Waringin tahap II yang meliputi pembangunan pusat sovenir, bangunan area tenun dilengkapi dengan toilet dan mushola, bangunan pos jaga dan ruang ganset, taman dan amphiteater, area parkir serta jalan setapak.
Pengerjaan tersebut memiliki nilai kontrak Rp 18,2 miliar. Selain itu juga tengah dilakukan pengeboran air tanah untuk memastikan ketersediaan air baku di kawasan pariwisata Puncak Waringin.
Sebelumnya, pada 1 Agustus-28 Desember 2019, Kementerian PUPR telah menyelesaikan penataan Puncak Waringin tahap I. Komponen kegiatan terdiri dari Gedung Utama yang berfungsi sebagai lounge dan pusat cinderamata, serta viewing deck dengan biaya sebesar Rp 9,3 miliar.
Selain Puncak Waringin, Kementerian PUPR juga menata kawasan pariwisata Goa Batu Cermin yang telah mulai dikerjakan sejak kontrak kerja 16 Maret 2020. Proyek yang ditargetkan selesai 13 Desember 2020 tersebut saat ini mencapai progres 28 persen.
Â
Advertisement
Penataan Goa Batu Cermin
Penataan Goa Batu Cermin dikerjakan oleh kontraktor PT Karya Shinta Manarito dengan anggaran APBN tahun anggaran 2020 sebesar Rp 27,5 miliar.
Selain jalur trekking, penataan dilakukan dengan membangun sejumlah fasilitas seperti kantor pengelola, loket, kafetaria, area parkir, auditorium, pusat informasi, dan toilet.
Kemudian amphitheater dan rumah budaya untuk mendukung kegiatan seni dan budaya lokal. Diharapkan pengerjaan tersebut mampu menciptakan penataan ruang publik yang sesuai dengan karakteristik dan kearifan lokal budaya daerah, sehingga dapat mendatangkan devisa, membuka lapangan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal.
"Di sini (Goa Batu Cermin) saya ingin entrance-nya ditanami bunga-bunga lokal yang banyak, seperti sakura Flores dan flamboyan. Jangan kawasan pariwisatanya saja, sampai ke kota juga," imbuh Menteri Basuki.