Sawah Mengering, Kementan Siap Bangun Embung di Lebak

Kementerian Pertanian melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) akan berusaha membantu mengantisipasi masalah kekeringan sawah dengan membangun 3 unit embung di Kabupaten Lebak.

oleh Gilar Ramdhani pada 06 Agu 2020, 17:10 WIB
Diperbarui 06 Agu 2020, 17:09 WIB
Sawah Mengering, Kementan Siap Bangun Embung di Lebak
Ilustrasi sawah yang mengalami kekeringan (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Jakarta Musim kemarau yang melanda sebagian Tanah Air, turut dirasakan petani di Lebak, Banten. Dampaknya, sejumlah areal persawahan mengalami kekeringan dan terancam gagal panen. Kementerian Pertanian melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) akan berusaha membantu mengantisipasi masalah ini dengan membangun 3 unit embung di Kabupaten Lebak.

Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, kekeringan yang melanda sebagian wilayah Indonesia telah jauh-jauh diprediksi oleh FAO.

“FAO sudah mengeluarkan peringatan mengenai ancaman kekeringan akibat kemarau panjang secara global, termasuk di Indonesia. Dan memang terbukti di sejumlah daerah kekeringan melanda, meski sebagian lagi curah hujan masih tinggi. Kondisi ini sangat mengancam pertanian, oleh karena itu harus diantisipasi,” tuturnya, Rabu (05/08/2020).

Sementara Dirjen PSP Kementerian Pertanian Sarwo Edhy menilai langkah terbaik untuk mengatasi kekeringan di Lebak adalah dengan membangun embung.

“Petani harus berkoordinasi dengan stakeholder terkait untuk mengatasi masalah ini. Namun, jika dilihat dari kondisinya, embung sepertinya menjadi solusi terbaik. Jika sekitar lahan pertanian tidak ada sumber air, atau jauh dari sungai, membangun embung adalah pilihan tepat,” terangnya.

 

Brigade Alsintan

Sarwo Edhy menambahkan, di tahun 2020 Ditjen PSP Kementan akan mengalokasikan pembangunan 3 unit embung di Kabupaten Lebak.

“Kita berharap upaya yang kita tempuh ini bisa membantu memenuhi ketersediaan air bagi pertanian di Kabupaten Lebak. Dan tentunya produksi pertanian tidak mengalami kendala,” ujarnya.

Para petani di Lebak mengaku kesulitan untuk mendapatkan pasokan air untuk mengairi tanaman padi, karena tidak memiliki jaringan irigasi teknis. Di sana juga tidak terdapat sumber mata air atau aliran sungai. Kebanyakan petani di sini menggarap lahan pertanian padi di lokasi sawah tadah hujan dan jika kemarau dipastikan terjadi kekeringan.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Rahmat Yuniar mengatakan pihaknya menginstruksikan kepada penyuluh agar melakukan pendataan areal persawahan yang mengalami kekeringan akibat kemarau.

Pendataan itu, kata dia, nantinya bisa dilakukan penyelamatan melalui pompanisasi maupun penyedotan air dari aliran sungai.

"Kami akan mengerahkan Brigade Alsintan jika kekeringan itu berlangsung lama untuk memenuhi ketersedian pasokan air," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya