Komentari Perang Dingin AS-China, Menko Luhut Sebut Soal Komunis

Menurut Luhut, Amerika Serikat (AS) terlalu memberikan banyak keistimewaan kepada China.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Agu 2020, 14:15 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2020, 14:15 WIB
Presiden AS Donald Trump didampingi Presiden China Xi Jinping saat upacara penyambutannya di Beijing
Presiden AS Donald Trump didampingi Presiden China Xi Jinping saat upacara penyambutannya di Beijing (AP Photo/Andrew Harnik)

Liputan6.com, Jakarta - Amerika Serikat (AS) dengan China belum menunjukkan tanda-tanda perdamaian. Ketegangan geopolitik masih tinggi karena kedua negara masih melancarkan perang dingin. Setiap kebijakan AS selalu dibalas oleh China dan juga kebalikannya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai, kondisi ini terjadi akibat Negara Paman Sam itu terlalu memberikan banyak keistimewaan kepada China.

"Kita lihat Amerika Serikat itu mungkin selama ini kebablasan memberikan previlage kepada China, dan begitu itu dahyastnya majunya," kata Luhut dalam Pidato Ilmiah Indonesia In The Exta Ordinary Time di Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Jumat, (14/8/2020).

Keistimewaan itu akhirnya menjadi bumerang bagi Amerika Serikat (AS). China melesat cepat dan malah menjadi pesaing Amerika. Pasar global yang dikuasai mencapai 16 persen. Sehingga jika terjadi sesuatu di China akan memengaruhi negara lainnya.

"Dulu kita menganggap (China) seperti Glodok aja gitu, sekarang tidak, 16 persen lebih perdagangan dunia dikuasai China," kata dia.

Terlihat dari teknologi yang dimiliki dan jaringan sinyal 5G dan banyak hal efisien yang dilakukan negara tirai bambu itu. "Anda bisa lihat dari 5G, teknologinya, apa saja efisiensinya, disiplinnya dan itu berubah jadi negara yang hebat," sambungnya.

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan video pilihan berikut ini:

Indonesia Hanya Melihat Soal Komunis

20170406-Donald Trump Bertemu dengan Xi Jinping di Florida-AP
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping sebelum melakukan pertemuan di resor Mar a Lago, Florida, Kamis (6/4). Isu perdagangan dan Korea Utara diperkirakan menjadi isu utama pembahasan kedua pemimpin negara tersebut. (AP Photo/Alex Brandon)

Sayangnya hal ini tidak banyak diakui orang Indonesia. Masyarakat hanya berkutat pada sistem pemerintahan komunis yang dianut China. Padahal cara itu menurut hemat Luhut sudah tepat. Sebab China memiliki penduduk yang tidak sedikit.

"Kadang kita tidak mau mengakui itu, kita sibuk ngomongin slogan komunis. Komunis itu memang dia perlukan untuk negara dia, karena kalau tidak 1,4 miliar penduduk dia itu tidak akan bisa menjadi satu," papar Luhut.

Luhut menilai hal itu perlu dilakukan pemerintah di sana agar tidak ada kritik yang tidak perlu. Lalu pemerintah bisa fokus pada pembangunan. Dampaknya, tingkat kemiskinan dapat diselesaikan.

"Sehingga tingkat kemiskinan yang diselesaikan di China itu lebih besar, dibandingkan negara negara di dunia," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya