Pemerintah Bakal Imunisasi Massal Vaksin Covid-19 Awal 2021

Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Erick Thohir menargetkan, produksi vaksin Covid-19 bisa selesai awal 2021.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 15 Agu 2020, 11:56 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2020, 11:56 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir menyambut baik kepercayaan yang diberikan pemerintah kepada bank Himbara. (Dok Kementerian BUMN)
Menteri BUMN Erick Thohir menyambut baik kepMenteri BUMN Erick Thohir menyambut baik kepercayaan yang diberikan pemerintah kepada bank Himbara. (Dok Kementerian BUMN)ercayaan yang diberikan pemerintah kepada bank Himbara. (Dok Kementerian BUMN)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Erick Thohir menargetkan, produksi vaksin Covid-19 bisa selesai awal 2021.

Erick mengatakan, penemuan vaksin merupakan prioritas selanjutnya setelah pemberian stimulus. Dia memproyeksikan, vaksin yang dikerjakan holding BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero) tersebut bakal selesai dan diberikan kepada seluruh masyarakat di awal tahun depan.

"Kita menggerakan yang namanya stimulus ekonomi dan penemuan vaksin, yang nantinya kita harapkan awal tahun depan itu imunisasi massal," kata Erick Thohir dalam sesi webinar, Sabtu (15/8/2020).

Menurut dia, penemuan vaksin tersebut merupakan kunci awal untuk kembali menumbuhkan aktivitas perekonomian. Oleh karenanya, ia juga mengimbau Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia yang sempat meminta prioritas pemerintah untuk bersabar sedikit.

"Karena itu kemarin saya juga ketemu Kadin, kita sampaikan sabar. Karena setelah ini dilakukan baru kita bicara indonesia tumbuh," imbuh Erick.

Lebih lanjut, Erick juga mencibir sejumlah pihak yang mengatakan pemerintah telah gagal dalam memerangi wabah pandemi Covid-19.

Padahal, ia menyatakan, secara angka penanganan Indonesia masih jauh lebih baik dibanding negara-negara besar seperti Amerika Serikat.

"Jadi tidak ada yang salah dari Indonesia. Seakan-akan asumsi luar kita gatot, gagal total. Padahal kita ini sama baiknya. Kalau mau berdebat tingkat misalnya yang meninggal, kita balikan jumlahnya yang meninggal dan populasi, kita ini jauh lebih baik dari Amerika, Rusia, India," tuturnya.

"Kalau dibandingkan dengan negara yang populasinya 1/10 ya tidak fair. Apalagi kita negara kepulauan, bukan negara daratan," ujar Erick.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Jokowi: Anggaran Kesehatan 2021 Rp 169,7 T, Salah Satunya untuk Pengadaan Vaksin

Jokowi Tinjau Fasilitas Produksi Vaksin Covid-19 di Bio Farma
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kanan) meninjau fasilitas produksi dan pengemasan di PT Bio Farma, Bandung, Jawa Barat Selasa (11/8/2020). Jokowi menggunakan pakaian lengkap penelitian untuk melihat Laboratorium Bio Farma. (Foto: Biro Pers Kepresidenan)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan pemerintah mengalokasikan Rp 169,7 triliun untuk anggaran kesehatan pada 2021. Jokowi menyebut anggaran tersebut termasuk untuk pengadaan vaksin.

Hal ini disampaikan Jokowi saat menyampaikan RUU APBN 2021 dan Nota Keuangan pada Rapat Paripurna di Gedung Parlemen Senayan Jakarta, Jumat (14/8/2020).

"Anggaran kesehatan direncanakan sebesar Rp 169,7 triliun atau setara 6,2% APBN, diarahkan terutama untuk peningkatan dan pemerataan dari sisi supply, serta dukungan untuk pengadaan vaksin," jelas Jokowi.

Tak hanya itu, anggaran kesehatan disiapkan untuk meningkatkan nutrisi ibu hamil dan menyusui, balita, penanganan penyakit menular, serta akselerasi penurunan stunting. Kemudian, untuk perbaikan efektivitas dan keberlanjutan program jaminan kesehatan nasional.

"Serta penguatan pencegahan, deteksi, dan respons penyakit, serta sistem kesehatan terintegrasi," ucap Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya