Liputan6.com, Jakarta Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo melantik 4 pejabat baru di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Keempat pejabat itu adalah Nilanto Perbowo, Matheus Eko Rudianto, Aryati Widiarti dan Darmadi.
Nilanto Perbowo sebelumnya menjabat sebagai Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP). Lalu diangkat dalam jabatan fungsional pengelola produksi perikanan tangkap ahli utama.
Jabatan yang ditinggalkan Nilanto digantikan Artati Widiarti yang sebelumnya menjadi staf ahli bidang ekonomi sosial dan budaya.
Advertisement
Jabatan yang ditinggalkan Artati ini digantikan oleh Darmadi yang sebelumnya bertugas di Inspektorat Jenderal. Sedangkan Matheus Eko Rudianto, diangkat sebagai pengawas perikanan ahli utama.
Dalam sambutannya, Edhy meminta semua pejabat dan warga KKP menjaga kekompakan dan kesolidan sebagai modal dasar menghadapi dampak pandemi Covid-19. Dia meminta jajarannya untuk terus membangun suasana harmonis serta menjaga soliditas diantara sesama.
"Kekompakan dan kesolidan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang saya rasakan luar biasa. Ini adalah modal," kata Menteri Edhy saat memberikan sambutan pada pengangkatan sumpah Jabatan Pimpinan Tinggi Madya dan Jabatan Fungsional Ahli Utama di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Rabu (19/8/2020).
Edhy menilai penguatan daya saing menjadi kunci keberhasilan sektor KP untuk melawan pandemi Covid-19. Dia pun optimis sektor kelautan dan perikanan bisa mengangkat perekonomian nasional.
Saksikan video di bawah ini:
Terima Masukan dan Kritik
Sebagaimana diketahui, kinerja ekspor semester I-2020 membukukan nilai sebesar USD 2,4 miliar. Meningkat 6,9 persen dibandingkan dengan semester I-2019 sebesar USD 2,2 miliar.
Pada periode yang sama, volume ekspor perikanan Indonesia tercatat sebesar 596 ribu ton atau meningkat 12,9 persen dibandingkan tahun 2019 yang hanya mencapai 528 ribu ton.
Dalam neraca perdagangan hasil perikanan, pada semester I-2020 tercatat surplus sebesar USD 2,2 miliar. Angka ini diperoleh dari ekspor sebesar USD 2,4 miliar dikurangi impor sebesar USD 203 juta.
"Makanya ke depan kita semua ayo bahu membahu. Sudah tidak ada lagi orang siapa, adanya kita orang merah putih, Pancasila,” kata Edhy.
Edhy kembali memastikan kepada pegawainya jika dia membuka diri dari segala masukan dan kritik. Bahkan tidak mempermasalahkan jika terjadi dinamika dalam ruang rapat. Terutama dalam pengambilan keputusan terkait kebijakan yang berdampak pada masyarakat.
"Boleh tidak suka sama saya. Kalau itu urusan pribadi kita selesaikan di warung kopi. Kalau urusan pekerjaan kita selesaikan di meja rapat," kata Edhy.
Reporter: Anisyah Alfaqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement