Mentan Syahrul Yasin Limpo Panen 800 Ekor Pedet di NTB

Mentan Syahrul Yasin Limpo mengajak masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya protein hewani.

oleh Athika Rahma diperbarui 23 Agu 2020, 10:47 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2020, 10:45 WIB
Mentan Syahrul Yasin Limpo melakukan panen 800 ekor pedet (sapi) beserta induknya di Desa Barabali, Kabupaten Lombok Tengah, NTB. (Dok Kementan)
Mentan Syahrul Yasin Limpo melakukan panen 800 ekor pedet (sapi) beserta induknya di Desa Barabali, Kabupaten Lombok Tengah, NTB. (Dok Kementan)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melakukan panen 800 ekor pedet (sapi) beserta induknya di Desa Barabali, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kegiatan ini sekaligus memantau realisasi program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (Sikomandan) di Provinsi NTB.

Program ini juga merupakan bagian dari upaya Kementerian Pertanian (Kementan) mengakselerasi pertumbuhan populasi dan peningkatan produksi ternak sapi dan kerbau dalam negeri.

"Sikomandan saya nilai sebagai langkah nyata pemerintah bersama masyarakat untuk mengakselerasi pertumbuhan populasi dan peningkatan produksi ternak sapi dan kerbau di dalam negeri," ujar Syahrul Yasin Limpo, dalam keterangan tertulis, Minggu (23/8/2020). 

Dijelaskan, kegiatan Sikomandan ini merupakan salah satu fokus kegiatan utama jajaran Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementan. Sikomandan juga merupakan rangkaian kegiatan yang tidak terpisahkan dari kegiatan tahun sebelumnya dan dirancang dengan pendekatan yang lebih melibatkan peran aktif para petugas teknis dan masyarakat sebagai pelaku pembangunan.

Untuk mendorong keberhasilan program Simomandan ini, Syahrul Yasin Limpo mengajak masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya protein hewani. Harapannya ini bisa menjadi pendorong semangat bagi semua pihak untuk berupaya mewujudkan swasembada protein hewani.

Syahrul Yasin Limpo menerangkan, upaya mewujudkan swasembada protein hewani tidak sebatas pada kemampuan penyediaan pangan asal hewan yang cukup bagi masyarakat, tetapi juga harus disertai dengan peningkatan kualitas konsumsi pangan masyarakat yang berbasis sumberdaya lokal.

Dalam mencapainya, semua pihak perlu menggerakkan seluruh sumberdaya yang ada untuk pembangunan peternakan, demi mewujudkan Indonesia sebagai sumber pangan dunia.

Ia juga menilai saat ini merupakan momentum yang tepat untuk menggerakkan seluruh potensi yang dimiliki. Berharap pembangunan peternakan nasional akan menjadi lebih efektif dan berdampak pada upaya peningkatan kesejahteraan serta mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

"Semoga kita senantiasa diberikan kesehatan, kemudahan dan kekuatan untuk terus melakukan dan memajukan pembangunan peternakan Indonesia," ucap Syahrul Yasin Limpo.

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Deretan Program Kementan

Mentan Syahrul Yasin Limpo melakukan panen 800 ekor pedet (sapi) beserta induknya di Desa Barabali, Kabupaten Lombok Tengah, NTB. (Dok Kementan)
Mentan Syahrul Yasin Limpo melakukan panen 800 ekor pedet (sapi) beserta induknya di Desa Barabali, Kabupaten Lombok Tengah, NTB. (Dok Kementan)

Sebagai catatan, selama tiga setengah tahun, dalam kurun waktu 2017 sampai 2020 Kementan berhasil melakukan inseminasi buatan (IB) pada ternak sapi dan kerbau sebanyak 13.868.641 ekor dan telah menghasilkan hasil perkawinan IB sebanyak 6.133.896 ekor anak.

Sampai dengan 27 Juli 2020 secara nasional, program Sikomandan telah melakukan IB sebanyak 2.318.136 akseptor, bunting 1.359.094 ekor dan kelahiran sebanyak 1.394.446 ekor.

"Dengan keberhasilan tersebut terjadi lompatan populasi sapi/kerbau yang cukup signifikan selama 5 tahun terakhir yaitu sebesar 3,37 juta ekor, sehingga populasi saat ini berjumlah 18,82 juta ekor," ungkap Syahrul Yasin Limpo.

Pemerintah melalui Kementan juga telah menyiapkan bantuan bagi masyarakat peternak di Lombok Tengah. Bantuan ini berupa 40 ekor sapi potong seharga total Rp 640 juta dan 2.000 ekor itik total seharga Rp17 juta.

"Optimalisasi reproduksi di Lombok Tengah ini sebanyak 19.020 akseptor atau setara Rp1.133.220.000 dan total di semua kabupaten Rp1.790.220.000," tambahnya.

Sementara bantuan untuk Provinsi NTB, diberikan sebanyak 140 ekor sapi potong dengan total seharga Rp 2,24 miliar, 225 ekor kambing atau domba seharga total Rp 731,25 juta, ayam lokal sebanyak 4.000 ekor seharga Rp 231,22 juta dan 10.000 ekor itik seharga Rp 85 juta.

Sedangkan optimalisasi reproduksi di Provinsi NTB tercatat sebanyak 126.993 akseptor atau sama dengan Rp 7,56 miliar, dan total provinsi Rp 10,85 miliar.

 

Populasi Meningkat

Mentan
Mentan Syahrul Yasin Limpo bersama Gubernur NTB Zulkieflimansyah, meninjau sapi di anak sapi (Pedet).Liputan6.com/Hans Bahanan.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Nasrullah menyampaikan turut bangga atas capaian para peternak Indonesia dalam meningkatkan populasi sapi. Ia berpendapat, jika semangat ini terus dijaga peternak Indonesia bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri bahkan dunia, sesuai visi lumbung pangan dunia 2045.

"Kami bangga pada peternak Indonesia yang bersemangat mengembangkan sapi nasional, sehingga populasinya meningkat, lebih berkualitas, dan dapat mensejahterakan peternak," ujar Nasrullah.

"Hasilnya cukup fantastis. Sesuai arahan Bapak Mentan, mari bersama gaungkan Sikomandan yang salah satu kegiatannya adalah gerakan IB secara masif dan hasilnya seperti yang bisa kita lihat pada kegiatan panen pedet ini," tambah Nasrullah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya