Liputan6.com, Jakarta CEO Jouska Aakar Abyasa menyatakan jika penasehat keuangan Jouska tidak pernah menyarankan klien untuk membeli saham PT Sentral Mitra Informatika atau LUCK.
Hal ini merespon beragam pernyataan yang menyebutkan terdapat hubungan tertentu antara Jouska dengan LUCK. Klien Jouska menilai, Jouska sengaja menggiring klien untuk membeli saham LUCK.
"Advisor Jouska sebelumnya tidak mengetahui bahwa dana klien yang dikelola oleh Mahesa akan dibelikan saham apa, karena ini adalah ranah kesepakatan antara klien dengan Mahesa," ujar Aakar dalam konferensi pers virtual, Selasa (1/9/2020).
Advertisement
Lebih dari itu, advisor Jouska baru mengetahui adanya pembelian saham LUCK pada saat review portofolio yang berlangsung secara periodik.
Sebagai informasi, Mahesa Strategis (Mahesa) ialah manajer investasi yang mengelola dana investasi klien Jouska.
Lanjut Aakar, terkait keluhan klien tentang advisor Jouska menyarankan untuk jangan menjual saham LUCK, advisor Jouska hanya mengingatkan klausul perjanjian antara klien dengan Mahesa.
Disebutkan, klien tidak boleh melakukan intervensi karena bisa mengganggu rencana pembentukan portofolio saham dari tim Mahesa.
Ketika harga saham LUCK turun, lanjutnya, tim Jouska masih berharap ada kemungkinan untuk harga saham LUCK rebound berdasarkan insight dari broker di Mahesa.
"Kami berusaha mencarikan jalan keluar yang terbaik buat klien dari situasi pasar modal yang kurang bagus. Supaya klien bisa menjual kembali di harga yang lebih bagus," kata Aakar.
Manajer Investasi Jouska Gelontorkan Rp 13 Miliar Damai dengan 45 Klien
PT Mahesa Strategis Indonesia sebagai manajer investasi klien Jouska telah mencapai kesepakatan damai dengan 45 klien Jouska yang mengajukan komplain.
Adapun, CEO Jouska Aakar Abyasa juga berperan sebagai komisaris dan pemegang saham di Mahesa. Nilai kesepakatan damai antara Mahesa dengan 45 klien Jouska hingga saat ini mencapai setidaknya Rp 13 miliar.
Aakar menjelaskan, bentuk kesepakataer Investasi n damai ini tidak sama antara satu klien dengan lainnya dan tidak selalu berbentuk uang tunai.
"Beberapa diantaranya berupa pembelian kembali atau buy back saham LUCK milik klien oleh Mahesa, mengurangi keuntungan investasi saham yang hilang, atau tanpa kompensasi karena klien akhirnya memahami kasus ini sebagai kerugian investasi di pasar saham," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (1/9/2020).
Sejauh ini ada 63 klien yang mengajukan keluhan kepada Jouska dari 328 klien yang mengembangkan portofolio saham baik secara mandiri maupun lewat bantuan para broker saham di Mahesa.
Persentase klien yang mengajukan komplain kurang dari 5 persen dari jumlah klien aktif Jouska sejak awal 2020 yang sudah mencapai 1.700 klien.
Atas kesepakatan ini, Aakar berterima kasih atas kerja sama dan kepercayaan klien Jouska. Baginya, klien adalah nomor satu, dan dirinya memahami kondisi keuangan beberapa klien yang juga terdampak Covid-19.
"Maka dari itu saya mengambil tanggung jawab ini, dengan mengajukan solusi berupa kesepakatan damai. Harapan saya supaya masalah ini cepat selesai tanpa ada kegaduhan lebih lanjut di industri keuangan," ujar Aakar.
Sebagai pemegang saham pasif dan komisaris, Aakar juga menyesalkan dan memohon maaf atas kelalaiannya dalam mengawasi operasional Mahesa.
"Fokus utama kami adalah kepentingan klien dan menyelesaikan masalah tanpa menyebabkan kegaduhan. Saya memohon maaf atas kelalaian saya mengawasi dan turut menanamkan modal pada Mahesa sejak awal, dan juga mohon maaf karena saya lalai dalam berkomunikasi dengan klien mewakili pihak ketiga," tuturnya.
** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020
Advertisement