Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melanjutkan sejumlah pembangunan di Tanah Air. Mulai dari membangun jaringan jalan, mempercantik lokasi wisata, hingga memfokuskan Pelabuhan Labuan Bajo lama sebagai pelabuhan khusus penumpang.
Mengapa Labuan Bajo? Itu karena Labuan Bajo menjadi salah satu dari 10 Bali Baru yang dapat menjadi lokomotif kegiatan wisata Nusantara. Nantinya melalui Pelindo III, terminal kargo atau peti kemas dialihkan ke Terminal Multipurpose Labuan Bajo.
Dalam hal ini, pembangunan dan pengelolaannya sesuai penugasan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia dalam mendukung Kawasan Strategi Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo. Untuk mengetahui proses atau perkembangannya, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo bersama Direktur Utama Pelindo 3 U Saefudin Noer dan Direktur Teknik Boy Robyanto meninjau proyek pembangunan Terminal Multipurpose Labuan Bajo di daerah Wae Klambu pada Sabtu lalu (5/9).
Advertisement
Pembangunan Terminal Multipurpose ini ditugaskan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan kepada Pelindo 3 untuk akselerasi dan kolaborasi aktif beserta para direksi BUMN terkait. Sementara untuk pengelolaannya ditugaskan kepada Pelindo 3.
Dalam prosesnya, dermaga sepanjang 120 meter yang dibangun akan disandari kapal berkapasitas 25.000 DWT, memiliki kapasitas peti kemas hingga 100.000 twenty-foot equivalent units (TEUs) dan untuk curah cair hingga 1,5 juta ton/tahun.
Pada kesempatan tersebut, Wamen pun mengapresiasi semua pihak yang terlibat dalam pengembangan Labuan Bajo, sekaligus memberi arahan agar dapat menyelesaikan pembangunan tepat waktu sesuai rencana dan tetap mengutamakan protokol kesehatan.
"Saya rasa ini adalah wujud kolaboratif yang baik antara BUMN dan pemerintah khususnya Direktorat Jenderal Perhubungan laut Kementerian Perhubungan. Saya lihat memiliki timetable sangat tepat, di mana Labuan Bajo adalah salah satu dari 10 Bali baru. Saya hadir di sini untuk memastikan langsung proyek bagian kerja sama BUMN, Kementerian Perhubungan, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, dan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat agar dapat selesai tepat waktu," kata Wamen BUMN II.
"Terminal Multipurpose Labuan Bajo memiliki konsep yang luar biasa dan dirancang dengan memperhatikan aspek aspek lingkungan hidup sehingga menjadi Green Port. Semoga menjadi contoh pelabuhan yang lain, dan pastinya pelabuhan ini juga sangat indah didukung dengan kondisi alam," tambahnya Wamen BUMN II.
Sementara itu, Direktur Utama Pelindo 3, U Saefudin Noer, mengatakan bahwa Terminal Multipurpose Labuan Bajo dapat terus berkembang, berjalan dengan lancar dan segera beroperasi sesuai target, dengan dukungan dari semua stakeholder.
"Dengan dukungan dari semua pihak, Kementerian Perhubungan, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat dan BUMN lain pembangunan terminal multipurpose ditargetkan dapat segera terwujud. Dengan beroperasinya Terminal Multipurpose Labuan Bajo secara keseluruhan dapat mendukung kegiatan pariwisata dan bersamaan dengan kegiatan usaha logistik bagi keberlangsungan ekonomi di Nusa Tenggara Timur," jelas Saefudin.
Lokasi terminal Multipurpose Labuan Bajo yang akan dibangun hanya 19 menit waktu tempuh dari Bandara Komodo dan dari Pelabuhan Labuan Bajo yang lama hanya sekitar 30 menit. Pengerjaan pembangunan tersebut akan dikerjakan secara multiyears namun untuk tahap awal ditargetkan selesai pada Desember 2020.
(*)