Pemerintah akan Batasi Turis Domestik Masuk Bali dan Wajibkan Rapid Test

Pembatasan turis domestik di Bali dilakukan dalam rangka menekan penyebaran virus corona dengan tetap memperhatikan pergerakan ekonomi di daerah wisata.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Sep 2020, 22:00 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2020, 20:05 WIB
Kemenparekraf Siapkan Program CHS Menyambut New Normal di Sektor Pariwisata, Apakah Itu?
Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. (dok. Biro Humas dan Komunikasi Publik Kemenparekraf/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan akan membatasi jumlah kunjungan turis domestik ke Bali.

Langkah ini dilakukan dalam rangka menekan penyebaran virus corona dengan tetap memperhatikan pergerakan ekonomi di daerah wisata.

"Saya pikir kita juga tidak mau turis Bali tanpa batas. Tadi saya telponan sama Gubernur bali, jadi memang kita akan batasi," kata Luhut dalam konferensi pers virtual, Jakarta, Jumat (18/9).

Luhut menyebut, pemerintah tidak mungkin akan melakukan penutupan tempat wisata seperti pertama kali virus corona menyebar di Indonesia. Sebab, aspek ekonomi menjadi pertimbangan lainnya.

Meski demikian, pemerintah akan mewajibkan turis yang datang dari luar pulau Bali, terutama asal Jakarta untuk melakukan rapid tes. Alasannya, saat ini banyak turis domestik yang datang menggunakan mobil pribadi.

"Misalnya dari Jakarta, sekarang mobil yang masuk harus rapid tes dulu. Kalau itu dijalankan juga saya pikir itu akan mengurangi penyebaran," kata Luhut.

Dia juga ingin rapid test yang digunakan juga buatan dalam negeri. Ini perlu dilakukan agar industri di bidang ini juga berjalan dan menggerakkan ekonomi nasional.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Acara Keagamaan Dikurangi

Kemeriahan Karnaval Ogoh-Ogoh dan Budaya Kota Lama Semarang
Anak-anak mengarak Ogoh-Ogoh selama atraksi Karnaval Seni Budaya Lintas Agama di kawasan Jalan Pemuda Semarang, Minggu (25/3). Lima ogoh-ogoh yang didatangkan dari Bali ikut memeriahkan acara ini. (Liputan6.com/Gholib)

Selain itu, untuk mengurangi penyebaran virus, berbagai acara keagamaan dan pemberian sesajen juga dikurangi. Aktivitas perkantoran juga dikurangi.

"Enggak ditutup sekali biar ekonomi bergerak," ujarnya.

Di sisi lain, pemerintah juga melakukan berbagai perbaikan di rumah sakit kita perbaiki. Mulai dari ketersediaan ruang ICU dan manajemen rumah sakit.

"Ini kami berharap bisa menekan kematian dan penyembuhan naik tajam," pungkasnya.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya