Industri Makanan dan Minuman Diprediksi Tumbuh 7 Persen pada 2021

Di tahun 2020 ini, industri Food and Beverage mengalami keterpurukan akibat pandemi covid-19.

oleh Tira Santia diperbarui 25 Sep 2020, 15:50 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2020, 15:50 WIB
Persiapan Kenormalan Baru, Restoran di Mall Bekasi Sediakan Pembatas Plastik
Pengunjung minum di sela-sela pembatas plastik di salah satu restoran Mall Bekasi, Jawa Barat, Minggu (7/6/2020). Sejumlah tempat makan mulai menerapkan protokol kesehatan untuk pengunjung yang makan ditempat untuk mencegah penyebaran wabah COVID-19. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S. Lukman, memprediksikan industri Food and Beverage (F&B) di 2021 bisa tumbuh mencapai 5-7 persen.

“Saya prediksi kita di industri Food and Beverage untuk 2021 bisa mencapai sekitar 5 sampai 7 persen. Meskipun ini jauh dibanding 2019 yang hampir 8 persen,” kata Adhi dalam MarkPlus The 2nd Series Industry Roundtable (Episode 7) - FMCG Industry Perspective, Jumat (25/9/2020).

Di tahun 2020 ini, industri Food and Beverage mengalami keterpurukan akibat pandemi covid-19. Hal tersebut sudah terlihat dari realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2020 yang minus 5,32 persen. Oleh karena itu ia berharap untuk 2021 perekonomian bisa membaik khususnya untuk industri Food and Beverage.

“Kalau kita lihat saya tetap optimistis ekonomi 2021 pasti akan lebih baik setelah tahun 2020 mengalami the worst menurut saya. Kalau kita bicara semester I tahun 2020 ini terjelek karena terjadi anomali biasanya di Lebaran dan puasa itu industri makan dan minum panen tapi ini justru tahun ini Mei April itu terendah,” ungkapnya.

Kendati begitu, ia masih bersyukur mulai Juni dan sampai sekarang sudah ada peningkatan penjualan. Selain itu ia berharap untuk konsumsi, purchasing power untuk middle low income, bisa terus meningkat di tengah program pemerintah pemulihan ekonomi nasional.

“Kita harapkan juga the middle up class ini juga mulai berani membelanjakan apabila situasi sudah mulai normal. Karena middle up ini sebenarnya bukan masalah purchasing power atau tidak punya uang tapi masalah ketakutan. Kalau ketakutan sudah bisa hilang dan kita mulai beradaptasi new normal tentunya akan meningkat di middle up class,” jelasnya. 

Hal ini tentu saja akan membawa keuntungan tersendiri bagi industri makanan dan minuman karena ada permintaan.

 

Milenial

Lanjut Adhi, perkembangan generasi milenial saat ini membuka peluang bagi industri makanan dan minuman, sebab generasi milenial adalah generasi yang suka mencoba. Oleh sebab itu, inilah kesempatan bagi industri makanan minuman untuk menciptakan inovasi produk-produk baru.

“Tentunya semua ini akan kita capai kalau konsistensi dari pemerintah untuk program pemulihan ekonomi nasional ini terus dilakukan dengan konsisten, dan tidak hanya tahun ini tapi tahun depan bahkan diharapkan sampai Tahun 2022 sampai normal,” pungkasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya