Siapkan Dana Darurat, Generasi Milenial Buru Reksa Dana Pasar Uang

Persiapan dana darurat, investor berburu reksa dana pasar uang di masa pandemi Jakarta.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Okt 2020, 22:06 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2020, 21:46 WIB
[Fimela] investasi saham
investasi saham | pexels.com/@pixabay

Liputan6.com, Jakarta Persiapan dana darurat, investor berburu reksa dana pasar uang di masa pandemi Jakarta. Pandemi COVID-19 telah memicu kesadaran para investor untuk meningkatkan investasinya di masa krisis, terutama sebagai persiapan dana darurat.

Co-founder dan Chief Investment officer FUNDtastic, Franky Chandra melihat terjadi pertumbuhan total dana kelolaan (AUM) yang dihimpun dalam platform FUNDtastic. Dimana total dana AUM mengalami kenaikan rata-rata sekitar 10-20 persen setiap bulannya setelah sempat terkoreksi selama Maret hingga Mei 2020, ketika Pemerintah mengeluarkan kebijakan PSBB dengan awal munculnya pandemi.

Hal ini sejalan dengan data Otoritas Jasa Keuangan, dimana pertumbuhan dana kelolaan reksa dana nasional meningkat sekitar 2-4 persen setiap bulannya sejak Juni hingga Agustus 2020 lalu. Dari total kenaikan reksa dana, Franky menyatakan, banyak investor yang menempatkan dana investasinya ke reksa dana pasar uang, yang mencapai hingga 70 persen dari total dana AUM di FUNDtastic.

Sementara, porsi investasi ke reksa dana saham dan reksa dana pendapatan tetap masing-masing mencapai 20persen dan 10 persen dari total AUM.

“Mayoritas investor kami merupakan generasi milenial. Kami cukup senang bisa mendukung pemerintah dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat, masyarakat mulai menyadari akan pentingnya mempersiapkan dana darurat. Hal ini terlihat dari produk reksa dana pasar uang yang menjadi produk paling diminati dalam platform FUNDtastic, artinya adalah masyarakat mulai paham saat terjadi krisis dan resesi, ada Dana Darurat itu penting," ungkap Franky Chandra yang juga menjabat sebagai Vice Chairman divisi Financial planner di Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Sabtu (3/10/2020).

aSekadar info, reksa dana pasar uang merupakan produk reksa dana yang dilekola manajemen investasi dengan mengalokasikan portofolio investasi pada deposito-deposito perbankan.

Hasil imbal hasil yang diberikan reksa dana pasar uang masih terbilang positif dan ‘tahan banting’ dibandingkan dengan kinerja return reksa dana saham dan pendapatan tetap yang sempat terpukul akibat dana asing yang sempat keluar dari pasar finansial Indonesia.

 

Jumlah Pengguna Naik Pesat

IHSG Berakhir Bertahan di Zona Hijau
Tumpukan uang kertas pecahan rupiah di ruang penyimpanan uang "cash center" BNI, Kamis (6/7). Tren negatif mata uang Garuda berbanding terbalik dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mulai bangkit ke zona hijau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain pertumbuhan reksa dana, FUNDtastic juga mengalami kenaikan pertumbuhan user yang cukup pesat, sekitar 56 persen dari 16 ribu pengguna di bulan Maret hingga 25 ribu pengguna di akhir September 2020. Jumlah pengguna ini belum termasuk jumlah pengguna Invisee sebanyak 87 ribu pengguna, yang akan digabungkan ke dalam platform FUNDtastic pada Oktober ini.

Sejak beroperasi di akhir 2019, FUNDtastic telah mengumpulkan total dana kelolaan sebesar Rp 106 miliar. FUNDtastic bekerja sama dengan 12 manajemen investasi terbesar untuk mendistribusi produk-produk reksa dana yang aman dan nyaman bagi investor. Di samping itu, FUNDtastic juga menyediakan produk investasi emas yang bekerja sama dengan IndoGold.

Franky Chandra memproyeksikan, reksa dana pasar uang akan terus menjadi pilihan utama para investor milenial berinvestasi di masa pandemi ini, terutama dengan kesadaran persiapan dana darurat yang semakin tinggi.

"Saya rasa FUNDtastic cukup senang dapat menjadi bagian dalam membentuk kebiasaan positif tersebut, itu merupakan salah satu literasi keuangan yang berdampak baik untuk masyarakat," pungkas Franky.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya