Studi: Covid-19 Membuat Amerika Merugi Hingga Rp 236 Ribu Triliun

Jika memang kalkulasi dan estimasi dari laporan jurnal ini benar, maka pengaruh pandemi Covid-19 akan jauh lebih buruk terhadap ekonomi jika dibandingkan dengan krisis tahun 2008.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Okt 2020, 19:14 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2020, 19:00 WIB
Amerika di Prediksi Akan Rugi 16 Triliun dari Covid-19
Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AFP Photo)

Liputan6.com, Jakarta Laporan studi Journal of American Medical Association menyebut jika pandemi Covid-19 akan membuat Amerika bisa merugi hingga USD 16 triliun (Rp 236 ribu triliun). Angka tersebut jauh di atas prediksi banyak pihak saat Covid-19 mulai merebak pertama kali di Amerika.

Prediksi tersebut juga menghitung bagaimana kondisi kehidupan dari masyarakat di AS. Laporan memprediksi, jika pandemi Covid-19 terus berkelanjutan hingga 2021, angka kematian akan tiga kali lebih besar dari tahun ini.

Walaupun demikian, melansir laman  CBS News, Selasa (13/10/2020), laporan studi yang dibuat Mantan Menteri Keuangan Lawrence Summers sekaligus Ekonom dari Harvard University itu belum melalui proses review dan bersifat opini. Summers juga merupakan penasihat ekonomi Presiden Barack Obama dan Bill Clinton.

Tetapi jika memang kalkulasi dan estimasi dari laporan jurnal ini benar, maka pengaruh pandemi Covid-19 akan jauh lebih buruk terhadap ekonomi AS jika dibandingkan dengan krisis tahun 2008 dan bisa menjadi Resesi Hebat berikutnya.

"Virus Corona menjadi ancaman terbesar bagi kemakmuran dan kesejahteraan warga AS sejak Depresi Hebat," tulis para penulis.

"Total biaya pandemi - termasuk lebih dari langkah penguncian total selama hampur 10 minggu di sebagian besar negara, yang menyebabkan PDB pada kuartal kedua turun lebih dari sepertiga - akan melebihi uang yang telah dihabiskan AS untuk setiap perang sejak 11 September 2001, termasuk di Afghanistan, Irak dan Suriah," kata studi tersebut.

Penghitungan laporan tersebut, dilandasi dari fakta lapangan yang mengatakan bahwa faktor pengeluaran terhadap kebutuhan pandemi dan kebijakan lockdown akan membuat resesi ekonomi Amerika jauh lebih buruk dari prediksi.

Studi tersebut juga memperhatikan faktor kesehatan jangka panjang kepada pasien yang sudah sembuh dari Covid-19. Jika pengeluaran untuk anggaran kesehatan mental dan jangka panjang kesehatan Covid-19 diagabung, maka total pengeluaran tambahan akan bertambah sebesar USD 4,6 triliun.

 

 

 

 

PDB akan Merosot

Bendera Amerika Serikat (unsplash.com/ben mater)
Bendera Amerika Serikat (unsplash.com/ben mater)

Laporan tersebut, juga mengatakan bahwa jika pemerintah pusat terus memberikan suntikan dana untuk penanganan penyebaran Covid-19 maka Amerika Serikat perlu mengeluarkan lebih dari USD 100 miliar untuk melakukan tracing kepada 30 juta warganya tiap minggu.

Penulis laporan jurnal tersebut menyatakan bahwa, kerugian finansial besar atas Covid-19 ini perlu memerlukan perubahan strategi fundamental dari pemerintah untuk bisa memberikan solusi akan krisis ini.

"Saat seluruh warga negara sedang kesulitan dalam meredam Covid-19, investasi yang dibuat untuk program tracing, peralatan tes dan fasilitas isolasi,perlu dibuat menjadi rencana permanen. Jangan sampai saat kecemasan akan Covid-19 menurun, rencana tersebut tidak kembali menjadi prioritas," mengutip laporan.

Studi jurnal lain, juga menyatakan bahwa pemerintah Amerika, perlu memperhatikan kondisi dari warga negara minoritas. Studi tersebut menyatakan bahwa mayarakat, African-American maupun Hispanik menurut kalkulasi merupakan golongan yang terdampak paling parah dalam kondisi covid-19 ini.

 

 

 

Saksikan video di bawah ini:

Infografis WHO Akui Kemungkinan Penularan Covid-19 via Udara

Infografis WHO Akui Kemungkinan Penularan Covid-19 via Udara. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis WHO Akui Kemungkinan Penularan Covid-19 via Udara. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya