Tengok Kisah Sukses Dropshipper yang Kini Punya Usaha Sendiri

Memulai usaha bukan perkara mudah, melainkan dibutuhkan tekad yang kuat, niat, usaha keras, dan kemauan untuk terus belajar.

oleh Tira Santia diperbarui 18 Okt 2020, 14:45 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2020, 14:45 WIB
@Belanja.in.co
@Belanja.in.co

Liputan6.com, Jakarta - Memulai usaha bukan perkara mudah, melainkan dibutuhkan tekad yang kuat, niat, usaha keras, dan kemauan untuk terus belajar. Selain itu semua, beberapa orang memilih mundur lantaran tidak memiliki cukup modal.

Namun hal itu tidak berlaku bagi Hani Permata (23) perempuan asal Bekasi ini. Hani sadar betul untuk mencapai kesuksesan di usia 20 tahun itu tidaklah mudah. Maka pada November 2019 ia mencoba memulai usaha tanpa modal menjadi dropshipper, dengan menjual perabotan unik dan kekinian, seperti Blender, Juicer, health care dan sebagainya.

“Karena waktu itu masih tipis modalnya tapi saya ingin dapat cuan, jadi pertamanya saya sistem dropship. Jadi tidak pakai modal sama sekali. Sekarang saya bukan dropshiper lagi tapi sekarang saya punya reseller, karena saya ambil barang langsung dari pabrik lalu saya stok dan cari reseller,” kata Hani kepada Liputan6.com, Minggu (18/10/2020).

Ia memasarkan produknya melalui media sosial dan di e-commerce, dengan nama toko online nya @Belanja.in.co, sehingga pelanggan bisa dengan mudah menemukan produk yang dibutuhkan secara online.

Lalu apa yang membedakan toko Hani dengan toko lainnya yang menjual produk serupa?

Kata Hani, @Belanja.in.co merupakan toko online yang menjual perabotan unik dan kekinian, Health Care dengan harga yang super murah untuk semua kalangan. Selain itu, toko Hani menerapkan sistem #BuyForDonate dimana setiap belanja = 2,5 persen Bersedekah atau didonasikan.

“MashaAllah, dalam 10 hari we hit the #StarSeller on E-Commerce! Kami juga membuka sistem dropshipper & We're opened Free Promote on TikTok for supporting #SmallBussiness too! dan kita sering kasih voucher dan cashback,” ujarnya.

Kendati berusaha tanpa modal, nyatanya Hani mampu menghasilkan Rp 8-10 juta per bulan. Ia menuturkan memang penjualan barang sebelum pandemi stabil, karena orang gemar berbelanja untuk memenuhi keinginannya.

“Ketika pandemi drop banget karena beberapa orang mengurangi pembelian. Tapi lama kelamaan naik lagi, sehingga omzet pun bervariatif setiap bulannya. Karena orang yang selama pandemi ini tidak mungkin beli barang yang mereka ingin saja, tapi yang mereka butuh,” ungkapnya.

Lanjutnya, alasan Hani membuka toko online Belanja.in.co, karena produk-produk yang dijualnya merupakan barang yang dibutuhkan oleh pelanggan selama masa pandemi covid-19. Menurut Hani, tokonya merupakan jawaban dari kerisauan pelanggan yang sulit mencari keaslian suatu barang.

Dirinya meyakini barang-barang yang ia jual dijamin keaslian dan kualitasnya tidak diragukan. Maka dari itu ia memfasilitasi pelanggan yang sedang mencari barang-barang yang sedang tren supaya mereka bisa mudah mendapatkan barang yang dibutuhkan dengan aman secara online saja.

Untuk barangnya sendiri sangat bervariasi, mulai barang-barang elektronik, kebutuhan untuk fotografi, face mist saffron, alat kecantikan, ring light, dan lainnya. Namun, untuk sekarang dirinya lebih banyak menjual ring light dan barang-barang elektronik, lantaran selama kebijakan dirumah saja banyak orang yang melakukan hobi baru.

Jika Anda tertarik dan penasaran barang apa saja yang dijual Hani, Anda bisa mengakses rinciannya di media sosial @Belanja.in.co dan akun shopee, untuk rincian produk dan harga barang. Lantaran setiap barang bervariasi harganya.

Contohnya @Belanja.in.co menjual electric face seharga Rp 50 ribu, pembersih softlens Rp 65 ribu, food set Rp 12 ribu, straw set stainless Rp 21 ribu, mini tripod Rp 25 ribu, ringlight Rp 375 ribu dan masih banyak lagi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kebutuhan Masyarakat

@Belanja.in.co
@Belanja.in.co

Saat ini Hani sedang berusaha memenuhi kebutuhan apa yang sedang dibutuhkan masyarakat di masa pandemi ini, agar usahanya terus bertahan dan berkembang. Maka dari itu ia giat mengelola strategi marketing dari sisi promosi.

“Trik marketingnya, yang sudah kami jalani seperti promosi bisa lewat influencer atau selebgram, atau melalui aplikasi-aplikasi yang ada seperti dari TikTok dan Instagram ads, hingga Facebook Ads. Yang membuat kita bertahan itu karena kita memiliki kualitas dan pelayanan yang baik,” katanya.

Ia pun berharap ke depannya usaha yang ia rintis tersebut bisa memiliki toko offline yang mumpuni, sehingga pelanggan bisa datang langsung ke toko Hani. Namun untuk saat ini, dirinya lebih memprioritaskan memperluas jaringan reseller di berbagai daerah di Tanah Air.

Bahkan, ia memiliki reseller dari di Timika Papua, karena permintaan dari Timika cukup baik sehingga dirinya memasok barang kepada reseller yang ada di Timika.

Demikian Hani berpesan kepada Generasi Cuan lainnya agar tidak malu mencoba membangun bisnis dari nol. Menurutnya, selama usaha yang diperjuangkan itu tidak menyalahi kaidah yang berlaku maka lanjutkan saja.

“Lakuin saja dan jangan malu, karena cari cuan itu bisa dari mana saja, bahkan dari sesuatu yang biasa kita pakai. Kenapa tidak kita saja yang nyoba jual, kadang ide cuan itu muncul dari keterbatasan kita,” pungkasnya. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya